BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pendidikan sangat penting untuk
setiap orang karena pendidikan itu sendiri menyangkut masa depan, serta
merupakan upayauntuk mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan tidak hanya tanggung
jawab seorang guru, pemerintah, masyarakat maupun orang tua.Namun semua lapisan
masyarakat Indonesia juga ikut bertanggung jawab atas terwujudnya pendidikan
nasional.Yakni dengan menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan dan tanggung
jawab yang merupakan upaya untuk terwujudnya pendidikan nasional yang bermutu
tinggi dan berbudi pekerti luhur.
Sebab itulah untuk mewujudkannya
ada beberapa kegiatan yang menunjang pendidikan, salah satunya yang sangat
menunjang adalah karya wisata. Dengan
karya wisata, siswa dapat lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan.
Museum
Jenderal Sudirman juga merupakan tempat yang menyimpan dan menyajikan berbagai
bukti sejarah manusia di masa lampau.Berbagai bukti sejarah dimasa lalu menjadi
sumber belajar nyata bagi pengunjung.Sehingga museum menjadi salah satu tempat
yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber belajar.Melalui benda yang
dipamerkannya, pengunjung dapat belajar tentang nilai dan perhatian serta
kehidupan generasi pendahulu sebagai bekal di masa kini dan gambaran untuk
kehidupan di masa mendatang.Selain itu, melalui pemanfaatan museum sebagai
sumber belajar, sebagai bagian dari pembelajaran dengan pendekatan warisan
budaya, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang pintar dengan tidak
melupakan akar budaya bangsanya.
Tujuan
museum didirikan adalah untuk melestarikan budaya, mengenang jasa para pahlawan
kepada generasi penerus bangsa agar mereka dapat terus menjaga nilai-nilai
bangsa tercinta. Museum sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi,
jangan sampai
museum hanya
dipandang sebagai gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana yang
menyeramkan.
Museum
sebagai sumber belajar tentunya memiliki organisasi di dalamnya yang mengatur
semua hal agar museum benar-benar menjadi tempat belajar sekaligus tempat
rekreasi yang efektif dan menyenangkan.Sebagai teknolog pendidikan sangat
penting bagi kita mengetahui bagaimana organisasi sumber belajar yang ada di
museum. Pada makalah ini akan kami paparkan lebih dalam mengenai hasil
observasi kelompok kami yang dilakukan di Museum Jenderal Sudirman.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini penulis akan memberikan
sebagian kecil mengenai pengetahuan tentang Museum Sasmitaloka Jenderal
Sudirman sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
pengertian singkat tentang Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
2.
Bagaimanakah sejarah berdirinya Museum Sasmitaloka
Jenderal Sudirman.
3.
Bagaimanakah gambaran singkat tentang bentuk bangunan
Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
4.
Bagaimanakah gambaran tentang halaman gedung dan ruang
koleksi Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
Sebagai yang
telah kita ketahui bersama, bahwa dalam penulisan dari suatu hasil karya tulis
ilmiah perlu ada penentuan masalah yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya.
1.3 Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan karya wisata
pastilah mempunyai tujuan yng sangat penting, diantaranya agar siswa dapat
meningkatkan ilmu pengetahuan yang telah
di dapat selama ini, dan dengan diadakannya karya wisata dapat pula menambah
pengalaman bagi siswa. Serta dapat meningkatkan pengetahuan, keakraban dan
kekeluargaan pada siswa-siswi. Dalam karya wisata ini siswa-siswi di harapakan
lebih dekat dan dapat mempraktekkan ilmu yang di dapat dari
cerita maupun sejarah
dalammuseum, terutama dalam pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial.Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk
memenuhi tugas sekolah. Secara umum, dapat kami jelaskan mengenai tujuan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui secara singkat
tentang pengertian Museum
Sasmitaloka Jenderal
Sudirman.
2. Untuk mengetahui secara singkat
tentang sejarah berdirinya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
3. Untuk mengetahui secara singkat tentang
bentuk bangunan Museum Sasmitaloka Jendral Sudirman.
4. Untuk mengetahui secara singkat
gambaran tentang halaman gedung dan ruang koleksi Museum Sasmitaloka Jenderal
Sudirman.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Dapat menambah pengetahuan/wawasan yang lebih luas.
2. Dapat mengetahui sejarah berdirinya Museum Sasmitaloka
Jenderal Sudirman.
3. Mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan.
4. Mengetahui berbagai macam tentang halaman gedung dan
ruang koleksi Museum.
1.5 Metode Penelitian
Di dalam penelitian
untuk pembuatan karya
tulis ini perlu adanya metode sebagai berikut:
1. Informatikan atau
wawancara
Secara tidak lansung,
mendengakan penjelasan yang di berikan
petugas, bertanya pada guru pembimbing.
2. Obsevasi atau
pengamatan
Mengamati objek secara lansung
dengan indera kita.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman
Museum
Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah museum sejarah dengan
koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman.Kata Sasmitaloka berasal dari
bahasa Jawa, yaitu Sasmita yang berarti pengingat, mengenang.Sedangkan Loka
berarti tempat.Sasmitaloka Pangsar (Panglima Besar) Jenderal Sudirman artinya,
merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan dan perjuangan
Panglima Besar Jenderal Sudirman.
2.2 Ikhwal Jenderal Sudirman
Jenderal
Soedirman adalah sosok jenderal yang terkenal dengan rute gerilya yang telah
dilakukannya berikut anak buahnya untuk membangun konsolidasi nasional
mempertahankan NKRI pasca Agresi Militer Belanda II.
Rute gerilya yang berawal dari
rumah Jenderal Soedirman yang terdapat di Jalan Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta,
yang sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
melewati jalur selatan Parangtritis. lalu Gunung Kidul melalui Kecamatan
Purwosari, Panggang, hingga Playen lalu Wonogiri, Ponorogo, Trenggalek,
Tulngagung hingga Kediri. Dimana Jenderal Soedirman membakar semangat rakyat
dan konsolidasi dengan smua anak buahnya dalam keadaan sakit dan harus ditandu.
Mengenang dan menjejak kembali
perjuangan Jenderal Soedirman beserta anak buahnya dalam mempertahankan
kemerdekaan yang nyaris terenggut oleh Belanda melalui Agresi Militer II adalah
dengan mengunjungi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman yang
beralamat di Jalan Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta .Sasmitaloka dalam bahasa
Jawa berarti tempat untuk mengingat, mengenang.Museum ini merupakan tempat
untuk mengenang pengabdian dan pengorbanan dari Panglima Besar Jenderal
Sudirman.
BAB III
METODE
3.1 Lokasi Penelitian
Kegiatan Study Tour kali ini
dilakukan di suatu tempat bersejarah yaitu Museum Sasmitaloka Jenderal
Sudirman, Yogyakarta, Jawa Tengah.
3.2 Waktu Penelitian
Kegiatan
Study Tour kali ini dilakukan pada hari Selasa, 09 Desember 2014.
3.3 Alat dan Bahan
1. Buku
catatan.
2.
Bolpoin.
3.
Kamera.
4.
Handphone untuk merekam suara.
3.4 Metode Yang Digunakan
1.
Informatikan atau wawancara.
2.
Observasi atau pengamatan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Museum Sasmitaloka Panglima Besar
Jenderal Sudirman
Museum Sasmitaloka Panglima Besar
Jenderal Sudirman adalah museum sejarah dengan koleksi mengenai perjuangan
Jenderal Sudirman.Kata Sasmitaloka berasal dari
bahasa Jawa, yaitu Sasmita yang berarti pengingat, mengenang.Sedangkan Loka
berarti tempat.Sasmitaloka Pangsar (Panglima Besar) Jenderal Sudirman artinya,
merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan dan perjuangan
Panglima Besar Jenderal Sudirman.
4.1 Sejarah
Pada masa Hindia Belanda, gedung
ini dipergunakan sebagai rumah dinas Mr. Wijnchenk, seorang pejabat keuangan
Pura Paku Alaman. Pada masa pendudukan Jepang, rumah ini dikosongkan dan
perabotnya disita.Setelah Indonesia merdeka, selama 3 bulan gedung Ini
digunakan sebagal Markas Kompi "Tukul" dari Batalyon. Pada tanggal 18
Desember 1945 sampai tanggal 19 Desember 1948 gedung ini sebagai kediaman resmi
Jenderal Sudirman, setelah dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan
Rakyat.
Pada masa Agresi Militer Belanda
II gedung ini digunakan sebagai Markas "Informatie Geheimen Brigade
T" tentara Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan RI 27 Desember 1949,
gedung ini digunakan sebagai Markas Komando Militer Kota Yogyakarta, Asrama
Resimen Infanteri XIII dan Penderita Cacad.
Sejak 17 Juni 1968 sampai 30
Agustus 1982 digunakan sebagai Museum Angkatan Darat. Setelah dipandang gedung
dipandang tidak respresentatif untuk museum maka menempati gedung baru di
Markas Korem 072/Pamungkas di Jl. Jend.Sudirman 76 dan dipergunaka sebagai
memorial museum "Sasmitaloka Pangliam Besar Jenderal Soedirman,
berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. : Skep/574/VII/1982.
Pada tanggal 30 Agustus 1982
bersamaan dengan peresmian Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, diresmikan pula
Museum Sasmita Loka Pangsar Jenderal Soedirman ini oleh Kasad Jenderal TNI Poniman.
4.2 Bentuk Bangunan
Bentuk banguan museum adalah
joglo gaya Yogyakarta yang disebut limasan. Syarat sebuah rumah limasan yaitu
pendapa, bangunan utama, dan bangunan sayap kanan kiri tetapi di museum hanya
tidak terdapat pendapa.Ornamen hiasanan pada tiang penyangga bangunan utama dan
sayap berupa motif tumbuh-tumbuhan.
4.3 Ruang Pameran
Museum memiliki 14 ruangan dan
bagian luar musuem dengan jumlah koleksi 599 benda koleksi yang terdiri jenis
logam, kayu, kulit, dan kain.
4.4 Halaman Gedung Museum Sasmitaloka JenderalSudirman
Di bagian luar museum terdapat
monumen patung Jenderal Sudirman sedang menunggangi kuda.Diresmikan oleh Kepala
Staff Angkatan Darat Jenderal TNI Makmun Murod peresmian ditandai dengan
candrasengkala Karyaning Dwija Trusing Atmaja yang artinya menunjukkan tahun
1960 Jawa atau 5 Oktober 1974 Masehi.
Di sebelah kanan dan kiri monumen
terdapat Meriam AT kaliber 37mm yang pernah dipergunakan dalam pertempuran
Palagan Ambarawa.Selain itu di sisi selatan tardapat relief perjalanan Jenderal
Soedirman ketika perang gerilya.
4.5 Ruang Koleksi
Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman
1. Ruang
Tamu
Ditempat inilah Pak Dirman
meneriam tamu baik dari pejabat maupun tamu keluarga.Di ruang ini dipamerkan
dua buah lampu gantung dan dua perangkat meja kursi berbentuk muton yang
beralaskan babut.
2.
Ruang Santai
Ditempat ini selain dipergunakan
untuk ruang tamu, namun juga dimana beliau membina keluarga.Tak jarang pula
ruang santai ini dipergunakan untuk membicarakan masalah tentang perjuangan
Indonesia.Koleksi yang dipamerkan seperti radio kuno, lukisan, barang pecah
pelah dan seperangkat meja kursi dan lampu gantung.
3.
Ruang Kerja
Dalam mengemban tugas dan
mengatur kebijakan TNI menggunakan tempat ini sebagai tempat kerja beliau.
Di
Ruang ini dipamerkan :
a.
Pedang samurai ketika belai menjadi Daidancho PETA.
b.
Pesawat telepon, meja kursi kerja, meja kursi tamu.
c.
Replika keris, yang selalu menyertai dalam perang gerilya.
d.
Senjata Lee Enfeilld (LE), pistol Vickers dam mitraliur.
e.
Piagam pengahargaan dan tanda jasa yang dianugerahkan Pemerintah RI.
4.
Ruang Tidur Tamu
Di
ruang ini dipergunakan untuk tamu atau rekan yang ingin istirahat atau
bermalam.Tempat tidur, almari pakaian, kursi tamu dan foto-foto keluarga
dipamerkan di ruang ini.
5.
Ruang Tidur Jenderal Soedirman
Selain sebagai tempat tidur
tempat ini juga dipergunakan tempat sholat.Dalam ruangan ini dipamerkan
seperangkat tempat tidur, almari pakaian, dan tempat sembayang beliau.Di
samping koleksi itu terdapat patung lillin Jenderal Sudirman yang sedang duduk
lengkap dengan mantel, ikat kepala dan alas kaki yang pernah digunakan oleh
beliau.Terdapat pula mesin jahit yang digunakan isteri.Pelengkap di ruangan ini
terdapat lukisan Pak Dirman beserta isterinya menggunakan baju adat Jawa.
6.
Ruang Tidur Putra-Putri Jendral Sudirman
Pernikahan beliau dengan gadis
bernama Siti Alfiah dikarunai sembilan orang anak.Ruangan yang bersebelahan
dengan kamar tidur utama terdapat koleksi tempat tidur yang dipergunakan putra
putri Pangsar.
7.
Ruang Pemilihan
Ketika Jenderal Sudirman
bertempat tinggal di rumah ini tempat ini di pergunakan sebagai ruang
seketariat. Koleksi di ruangan ini berhubungan erat dengan pemilihan jabatan
Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat, seperti meja dan kursi yang dipakai
Letnan Kolonel Isdiman mengusulkan Kolonel Sudirman untuk dipilih dan diangkat
menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat dihadapan Urip Sumoharjo dan
Gatot Subroto. Koleksi lain di ruangan ini yaitu Sumpah Anggota Pimpinan
Tentara yang diucapakan Jenderal Sudirman.
8.
Ruang Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa antara TKR
dan para pejuang RI menghadapi tentara sekutu di bawah pimpinan Kolonel
Soedirman berhasil mengusir tentara sekutu dari kota Magelang. Sebagai bukti
pertempuran Ambarawa sebuah senjata api, maket dan peta pertempuran Ambarawa
dipamerkan di ruang ini. Di sekiling dinding terdapat petinggi-petinggi TNI.
9.
Ruang Rumah Sakit Panti Rapih
Koleksi-koleksi di ruangan ini
menceritakan ketika beliau dirawat di Rumah Sakit Umum Panti Rapih ketika
Pangsar sakit pada tahun 1948.Sebuah literatur dan foto menceritakan ketika
Jend.Sudirman harus di operasi.Selain itu terdapat pula meja, kursi, dan sebuah
diorama ketika perang gerilya.
10.
Ruang Koleksi Kendaraan
Saat menempuh perjalanan perang
gerilya milai kota Yogyakarta sampai ke kota Kediri, Jawa Timur Jenderal
Sudirman pernah menggunakan dokar, mobil, dan dibawa dengan tandu. Perjalanan
dengan dokar tidak ditarik dengan kuda melainkan ditarik oleh pengawal Jenderal
Sudirman. Sekembalinya dari perang gerilya tanggal 10 Juni 1949 Jenderal
Sudirman dijemput dengan kendaraan dinas buatan Amerika.
11.
Ruang Gunung Kidul dan Sobo
Sewaktu memimpin gerilya Jenderal
Sudirman pernah singgah di daerah Semanu, Kabupaten Gunung Kidul dan di daerah
Sobo, Kebupaten Pacitan.Di tempat itulah Jend.Sudirman mendapat Caraka (utusan)
dari Letkol.Suharto yang melaporkan rencana Serangan Umum 1 Maret 1949.Koleksi
yang dipamerkan yaitu peralatan yang pernah digunaka Jend.Sudirman.
12.
Ruang Diorama
Di ruang ini terdapat 3 buah
diorama yang menggambarkan sebagai berikut:
a.
Diorama pertama menggambarkan perjuangan Jenderal Sudirman pada saat Belanda
melancarkan agresinya yang kedua tanggal 19 Desember 1948.
b.
Diorama kedua menggabarkan situasi selama Jenderl Sudirman melaksanakan dan
memimpin gerilya.
c.
Diorama ketiga menggambarkan situasi selama Jenderal Sudirman melaksanakan
tugas-tugasnya sebagai Panglima Besar di markas gerilya Sobo, Pacitan.
Dipamerkan pula tandu, tongkat dan peta route gerilya.
13.
Ruang Koleksi Pribadi
Di ruang ini dipamerkan beberapa
benda yang pernah dipergunakan Jenderal Sudirman seperti: mantel, ikat kepala,
pakaian Opsir Peta, pakaian tidur, sepatu, tas.
14.
Ruang Dokumentasi
Ruang ini diisi dengan biodata
Jenderal Sudirman, foto-foto sewaktu beliau menjabat sebagai Panglima Besar,
bergerilya dan suasana duka saat pemberangkatan dan pemakaman jenazah Panglima
Besar Jenderal Sudirman di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, surat-surat
tulisan tangan Presiden RI Ir. Soekarno kepada Jenderal Sudirman, surat tulisan
tangan Jenderal Sudirman kepada adiknya Moch. Samingan dan beberapa koleksi
dari Hotel Inna Garuda, Yogyakarta seperti pakaian-pakaian seragam dan
kelengkapannya yang pernah dipergunakan Jenderal Sudirman.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas
maka dapat disimpulkan bahwa Kota Yogyakarta tepatnya di Museum Sasmitaloka
Jenderal Sudirman banyak sekali hal yang unik dan mengagumkan, dan
tempat-tempat bersejarah salah satunya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman
ini. Semua itu sangat berkaitan erat dengan pendidikan, karena dengan
mengetahui tempat-tempat wisata seperti Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman
kita dapat mengetahui sejarah dan menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman pada era sekarang, berusaha mengembangkan
sayapnya yaitu dengan menginformasikan benda-benda koleksi yang dimiliki ke
dunia luas. Peran Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman antara lain:
a. Sebagai
sarana pendidikan yaitu dibuktikan dengan dipamerkannya benda-benda koleksi
yang dimiliki museum tersebut.
b. Sebagai
wahana tempat rekreasi yang aman, nyaman serta dapat menambah wawasan.
Didirikannya
Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman berperan sebagai:
a. Media
yang dapat membantu pemerintah dalam upaya penambahan wawasan bagi pelajar
maupun umum.
b. Tempat
untuk perlindungan benda-benda koleksi maupun pakai yang pernah dimiliki oleh
Jenderal Sudirman.
5.2 Saran
Untuk Pemerintah:
1.
Petugas
Pemeliharaan Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman untuk lebih meningkatkan lagi
kinerjanya, agar Museum lebih terpelihara kebersihannya.
2.
Bisa lebih merawat dan memperkenalkan
lagi kepada masyarakat Indonesia tentang tempat-tempat bersejarah.
3.
Menambah
sarana dan prasarana di setiap tempat wisata.
4.
Lebih
meningkatkan keamanan di sekitar tempat wisata agar pengunjung lebih merasa
aman.
DAFTAR
PUSTAKA
wah banyak banget peninggalan bersejarah dalam musium yah..
ReplyDeleteRental Mobil
Terimakasih artikelnya k,,sangat membantu.
ReplyDeleteRental Mobil Jogja