Tuesday, October 10, 2017

Karya Tulis Ilmiah Laporan Study Tour Profil Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pendidikan sangat penting untuk setiap orang karena pendidikan itu sendiri menyangkut masa depan, serta merupakan upayauntuk mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan tidak hanya tanggung jawab seorang guru, pemerintah, masyarakat maupun orang tua.Namun semua lapisan masyarakat Indonesia juga ikut bertanggung jawab atas terwujudnya pendidikan nasional.Yakni dengan menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan dan tanggung jawab yang merupakan upaya untuk terwujudnya pendidikan nasional yang bermutu tinggi dan berbudi pekerti luhur.
Sebab itulah untuk mewujudkannya ada beberapa kegiatan yang menunjang pendidikan, salah satunya yang sangat menunjang adalah  karya wisata. Dengan karya wisata, siswa dapat lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan.
Museum Jenderal Sudirman juga merupakan tempat yang menyimpan dan menyajikan berbagai bukti sejarah manusia di masa lampau.Berbagai bukti sejarah dimasa lalu menjadi sumber belajar nyata bagi pengunjung.Sehingga museum menjadi salah satu tempat yang tepat untuk dijadikan sebagai sumber belajar.Melalui benda yang dipamerkannya, pengunjung dapat belajar tentang nilai dan perhatian serta kehidupan generasi pendahulu sebagai bekal di masa kini dan gambaran untuk kehidupan di masa mendatang.Selain itu, melalui pemanfaatan museum sebagai sumber belajar, sebagai bagian dari pembelajaran dengan pendekatan warisan budaya, diharapkan siswa dapat tumbuh menjadi generasi yang pintar dengan tidak melupakan akar budaya bangsanya.

Tujuan museum didirikan adalah untuk melestarikan budaya, mengenang jasa para pahlawan kepada generasi penerus bangsa agar mereka dapat terus menjaga nilai-nilai bangsa tercinta. Museum sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan rekreasi, jangan sampai
museum hanya dipandang sebagai gudang tempat penyimpanan barang tua dengan suasana yang menyeramkan.

Museum sebagai sumber belajar tentunya memiliki organisasi di dalamnya yang mengatur semua hal agar museum benar-benar menjadi tempat belajar sekaligus tempat rekreasi yang efektif dan menyenangkan.Sebagai teknolog pendidikan sangat penting bagi kita mengetahui bagaimana organisasi sumber belajar yang ada di museum. Pada makalah ini akan kami paparkan lebih dalam mengenai hasil observasi kelompok kami yang dilakukan di Museum Jenderal Sudirman.

1.2 Rumusan Masalah
            Dalam rumusan masalah ini penulis akan memberikan sebagian kecil mengenai pengetahuan tentang Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman sebagai berikut:
1.      Bagaimanakah pengertian singkat tentang Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
2.      Bagaimanakah sejarah berdirinya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
3.      Bagaimanakah gambaran singkat tentang bentuk bangunan Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
4.      Bagaimanakah gambaran tentang halaman gedung dan ruang koleksi Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
Sebagai yang telah kita ketahui bersama, bahwa dalam penulisan dari suatu hasil karya tulis ilmiah perlu ada penentuan masalah yang akan dibahas pada bab-bab berikutnya.

1.3 Tujuan Penelitian
Dalam pelaksanaan karya wisata pastilah mempunyai tujuan yng sangat penting, diantaranya agar siswa dapat meningkatkan  ilmu pengetahuan yang telah di dapat selama ini, dan dengan diadakannya karya wisata dapat pula menambah pengalaman bagi siswa. Serta dapat meningkatkan pengetahuan, keakraban dan kekeluargaan pada siswa-siswi. Dalam karya wisata ini siswa-siswi di harapakan lebih dekat dan dapat mempraktekkan ilmu yang di dapat dari cerita maupun sejarah dalammuseum, terutama dalam pelajaran  Ilmu Pengetahuan Sosial.Selain itu tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas sekolah. Secara umum, dapat kami jelaskan mengenai tujuan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui secara singkat tentang pengertian Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
2.      Untuk mengetahui secara singkat tentang sejarah berdirinya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
3.      Untuk mengetahui secara singkat tentang bentuk bangunan Museum Sasmitaloka Jendral Sudirman.
4.      Untuk mengetahui secara singkat gambaran tentang halaman gedung dan ruang koleksi Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.

1.4 Manfaat Penelitian
            1. Dapat menambah pengetahuan/wawasan yang lebih luas.
            2. Dapat mengetahui sejarah berdirinya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman.
            3. Mempunyai peranan penting dalam ilmu pengetahuan.
            4. Mengetahui berbagai macam tentang halaman gedung dan ruang koleksi Museum.

1.5 Metode Penelitian
Di dalam penelitian untuk pembuatan karya tulis ini perlu adanya metode sebagai berikut:
1.    Informatikan atau wawancara
Secara tidak lansung, mendengakan  penjelasan yang di berikan petugas, bertanya pada guru pembimbing.
2.    Obsevasi atau pengamatan
Mengamati objek secara lansung dengan  indera kita.















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman
            Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah museum sejarah dengan koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman.Kata Sasmitaloka berasal dari bahasa Jawa, yaitu Sasmita yang berarti pengingat, mengenang.Sedangkan Loka berarti tempat.Sasmitaloka Pangsar (Panglima Besar) Jenderal Sudirman artinya, merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman.

2.2 Ikhwal Jenderal Sudirman
            Jenderal Soedirman adalah sosok jenderal yang terkenal dengan rute gerilya yang telah dilakukannya berikut anak buahnya untuk membangun konsolidasi nasional mempertahankan NKRI pasca Agresi Militer Belanda II.
Rute gerilya yang berawal dari rumah Jenderal Soedirman yang terdapat di Jalan Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta, yang sekarang menjadi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman melewati jalur selatan Parangtritis. lalu Gunung Kidul melalui Kecamatan Purwosari, Panggang, hingga Playen lalu Wonogiri, Ponorogo, Trenggalek, Tulngagung hingga Kediri. Dimana Jenderal Soedirman membakar semangat rakyat dan konsolidasi dengan smua anak buahnya dalam keadaan sakit dan harus ditandu.
Mengenang dan menjejak kembali perjuangan Jenderal Soedirman beserta anak buahnya dalam mempertahankan kemerdekaan yang nyaris terenggut oleh Belanda melalui Agresi Militer II adalah dengan mengunjungi Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman yang beralamat di Jalan Bintaran Wetan no.3 Yogyakarta .Sasmitaloka dalam bahasa Jawa berarti tempat untuk mengingat, mengenang.Museum ini merupakan tempat untuk mengenang pengabdian dan pengorbanan dari Panglima Besar Jenderal Sudirman.




BAB III
METODE

3.1 Lokasi Penelitian
Kegiatan Study Tour kali ini dilakukan di suatu tempat bersejarah yaitu Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman, Yogyakarta, Jawa Tengah.

3.2 Waktu Penelitian
            Kegiatan Study Tour kali ini dilakukan pada hari Selasa, 09 Desember 2014.

3.3 Alat dan Bahan
            1. Buku catatan.
            2. Bolpoin.
            3. Kamera.
            4. Handphone untuk merekam suara.

3.4 Metode Yang Digunakan
            1. Informatikan atau wawancara.
            2. Observasi atau pengamatan.






BAB IV
PEMBAHASAN

Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman
Museum Sasmitaloka Panglima Besar Jenderal Sudirman adalah museum sejarah dengan koleksi mengenai perjuangan Jenderal Sudirman.Kata Sasmitaloka berasal dari bahasa Jawa, yaitu Sasmita yang berarti pengingat, mengenang.Sedangkan Loka berarti tempat.Sasmitaloka Pangsar (Panglima Besar) Jenderal Sudirman artinya, merupakan tempat untuk mengenang pengabdian, pengorbanan dan perjuangan Panglima Besar Jenderal Sudirman.

4.1 Sejarah
Pada masa Hindia Belanda, gedung ini dipergunakan sebagai rumah dinas Mr. Wijnchenk, seorang pejabat keuangan Pura Paku Alaman. Pada masa pendudukan Jepang, rumah ini dikosongkan dan perabotnya disita.Setelah Indonesia merdeka, selama 3 bulan gedung Ini digunakan sebagal Markas Kompi "Tukul" dari Batalyon. Pada tanggal 18 Desember 1945 sampai tanggal 19 Desember 1948 gedung ini sebagai kediaman resmi Jenderal Sudirman, setelah dilantik menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat.
Pada masa Agresi Militer Belanda II gedung ini digunakan sebagai Markas "Informatie Geheimen Brigade T" tentara Belanda. Setelah pengakuan kedaulatan RI 27 Desember 1949, gedung ini digunakan sebagai Markas Komando Militer Kota Yogyakarta, Asrama Resimen Infanteri XIII dan Penderita Cacad.
Sejak 17 Juni 1968 sampai 30 Agustus 1982 digunakan sebagai Museum Angkatan Darat. Setelah dipandang gedung dipandang tidak respresentatif untuk museum maka menempati gedung baru di Markas Korem 072/Pamungkas di Jl. Jend.Sudirman 76 dan dipergunaka sebagai memorial museum "Sasmitaloka Pangliam Besar Jenderal Soedirman, berdasarkan Surat Keputusan Kasad No. : Skep/574/VII/1982.
Pada tanggal 30 Agustus 1982 bersamaan dengan peresmian Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama, diresmikan pula Museum Sasmita Loka Pangsar Jenderal Soedirman ini oleh Kasad Jenderal TNI Poniman.

4.2 Bentuk Bangunan
Bentuk banguan museum adalah joglo gaya Yogyakarta yang disebut limasan. Syarat sebuah rumah limasan yaitu pendapa, bangunan utama, dan bangunan sayap kanan kiri tetapi di museum hanya tidak terdapat pendapa.Ornamen hiasanan pada tiang penyangga bangunan utama dan sayap berupa motif tumbuh-tumbuhan.

4.3 Ruang Pameran
Museum memiliki 14 ruangan dan bagian luar musuem dengan jumlah koleksi 599 benda koleksi yang terdiri jenis logam, kayu, kulit, dan kain.

4.4 Halaman Gedung Museum Sasmitaloka JenderalSudirman
Di bagian luar museum terdapat monumen patung Jenderal Sudirman sedang menunggangi kuda.Diresmikan oleh Kepala Staff Angkatan Darat Jenderal TNI Makmun Murod peresmian ditandai dengan candrasengkala Karyaning Dwija Trusing Atmaja yang artinya menunjukkan tahun 1960 Jawa atau 5 Oktober 1974 Masehi.
Di sebelah kanan dan kiri monumen terdapat Meriam AT kaliber 37mm yang pernah dipergunakan dalam pertempuran Palagan Ambarawa.Selain itu di sisi selatan tardapat relief perjalanan Jenderal Soedirman ketika perang gerilya.

4.5 Ruang Koleksi Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman

1. Ruang Tamu
Ditempat inilah Pak Dirman meneriam tamu baik dari pejabat maupun tamu keluarga.Di ruang ini dipamerkan dua buah lampu gantung dan dua perangkat meja kursi berbentuk muton yang beralaskan babut.

2. Ruang Santai
Ditempat ini selain dipergunakan untuk ruang tamu, namun juga dimana beliau membina keluarga.Tak jarang pula ruang santai ini dipergunakan untuk membicarakan masalah tentang perjuangan Indonesia.Koleksi yang dipamerkan seperti radio kuno, lukisan, barang pecah pelah dan seperangkat meja kursi dan lampu gantung.
3. Ruang Kerja
Dalam mengemban tugas dan mengatur kebijakan TNI menggunakan tempat ini sebagai tempat kerja beliau.
Di Ruang ini dipamerkan :
a. Pedang samurai ketika belai menjadi Daidancho PETA.
b. Pesawat telepon, meja kursi kerja, meja kursi tamu.
c. Replika keris, yang selalu menyertai dalam perang gerilya.
d. Senjata Lee Enfeilld (LE), pistol Vickers dam mitraliur.
e. Piagam pengahargaan dan tanda jasa yang dianugerahkan Pemerintah RI.
4. Ruang Tidur Tamu
Di ruang ini dipergunakan untuk tamu atau rekan yang ingin istirahat atau bermalam.Tempat tidur, almari pakaian, kursi tamu dan foto-foto keluarga dipamerkan di ruang ini.

5. Ruang Tidur Jenderal Soedirman
Selain sebagai tempat tidur tempat ini juga dipergunakan tempat sholat.Dalam ruangan ini dipamerkan seperangkat tempat tidur, almari pakaian, dan tempat sembayang beliau.Di samping koleksi itu terdapat patung lillin Jenderal Sudirman yang sedang duduk lengkap dengan mantel, ikat kepala dan alas kaki yang pernah digunakan oleh beliau.Terdapat pula mesin jahit yang digunakan isteri.Pelengkap di ruangan ini terdapat lukisan Pak Dirman beserta isterinya menggunakan baju adat Jawa.

6. Ruang Tidur Putra-Putri Jendral Sudirman
Pernikahan beliau dengan gadis bernama Siti Alfiah dikarunai sembilan orang anak.Ruangan yang bersebelahan dengan kamar tidur utama terdapat koleksi tempat tidur yang dipergunakan putra putri Pangsar.

7. Ruang Pemilihan
Ketika Jenderal Sudirman bertempat tinggal di rumah ini tempat ini di pergunakan sebagai ruang seketariat. Koleksi di ruangan ini berhubungan erat dengan pemilihan jabatan Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat, seperti meja dan kursi yang dipakai Letnan Kolonel Isdiman mengusulkan Kolonel Sudirman untuk dipilih dan diangkat menjadi Panglima Besar Tentara Keamanan Rakyat dihadapan Urip Sumoharjo dan Gatot Subroto. Koleksi lain di ruangan ini yaitu Sumpah Anggota Pimpinan Tentara yang diucapakan Jenderal Sudirman.

8. Ruang Palagan Ambarawa
Pertempuran Ambarawa antara TKR dan para pejuang RI menghadapi tentara sekutu di bawah pimpinan Kolonel Soedirman berhasil mengusir tentara sekutu dari kota Magelang. Sebagai bukti pertempuran Ambarawa sebuah senjata api, maket dan peta pertempuran Ambarawa dipamerkan di ruang ini. Di sekiling dinding terdapat petinggi-petinggi TNI.

9. Ruang Rumah Sakit Panti Rapih
Koleksi-koleksi di ruangan ini menceritakan ketika beliau dirawat di Rumah Sakit Umum Panti Rapih ketika Pangsar sakit pada tahun 1948.Sebuah literatur dan foto menceritakan ketika Jend.Sudirman harus di operasi.Selain itu terdapat pula meja, kursi, dan sebuah diorama ketika perang gerilya.

10. Ruang Koleksi Kendaraan
Saat menempuh perjalanan perang gerilya milai kota Yogyakarta sampai ke kota Kediri, Jawa Timur Jenderal Sudirman pernah menggunakan dokar, mobil, dan dibawa dengan tandu. Perjalanan dengan dokar tidak ditarik dengan kuda melainkan ditarik oleh pengawal Jenderal Sudirman. Sekembalinya dari perang gerilya tanggal 10 Juni 1949 Jenderal Sudirman dijemput dengan kendaraan dinas buatan Amerika.

11. Ruang Gunung Kidul dan Sobo
Sewaktu memimpin gerilya Jenderal Sudirman pernah singgah di daerah Semanu, Kabupaten Gunung Kidul dan di daerah Sobo, Kebupaten Pacitan.Di tempat itulah Jend.Sudirman mendapat Caraka (utusan) dari Letkol.Suharto yang melaporkan rencana Serangan Umum 1 Maret 1949.Koleksi yang dipamerkan yaitu peralatan yang pernah digunaka Jend.Sudirman.

12. Ruang Diorama
Di ruang ini terdapat 3 buah diorama yang menggambarkan sebagai berikut:
a. Diorama pertama menggambarkan perjuangan Jenderal Sudirman pada saat Belanda melancarkan agresinya yang kedua tanggal 19 Desember 1948.
b. Diorama kedua menggabarkan situasi selama Jenderl Sudirman melaksanakan dan memimpin gerilya.
c. Diorama ketiga menggambarkan situasi selama Jenderal Sudirman melaksanakan tugas-tugasnya sebagai Panglima Besar di markas gerilya Sobo, Pacitan. Dipamerkan pula tandu, tongkat dan peta route gerilya.

13. Ruang Koleksi Pribadi
Di ruang ini dipamerkan beberapa benda yang pernah dipergunakan Jenderal Sudirman seperti: mantel, ikat kepala, pakaian Opsir Peta, pakaian tidur, sepatu, tas.

14. Ruang Dokumentasi
Ruang ini diisi dengan biodata Jenderal Sudirman, foto-foto sewaktu beliau menjabat sebagai Panglima Besar, bergerilya dan suasana duka saat pemberangkatan dan pemakaman jenazah Panglima Besar Jenderal Sudirman di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara, surat-surat tulisan tangan Presiden RI Ir. Soekarno kepada Jenderal Sudirman, surat tulisan tangan Jenderal Sudirman kepada adiknya Moch. Samingan dan beberapa koleksi dari Hotel Inna Garuda, Yogyakarta seperti pakaian-pakaian seragam dan kelengkapannya yang pernah dipergunakan Jenderal Sudirman.



BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Kota Yogyakarta tepatnya di Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman banyak sekali hal yang unik dan mengagumkan, dan tempat-tempat bersejarah salah satunya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman ini. Semua itu sangat berkaitan erat dengan pendidikan, karena dengan mengetahui tempat-tempat wisata seperti Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman kita dapat mengetahui sejarah dan menambah wawasan ilmu pengetahuan. Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman pada era sekarang, berusaha mengembangkan sayapnya yaitu dengan menginformasikan benda-benda koleksi yang dimiliki ke dunia luas. Peran Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman antara lain:
a.       Sebagai sarana pendidikan yaitu dibuktikan dengan dipamerkannya benda-benda koleksi yang dimiliki museum tersebut.
b.      Sebagai wahana tempat rekreasi yang aman, nyaman serta dapat menambah wawasan.
Didirikannya Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman berperan sebagai:
a.       Media yang dapat membantu pemerintah dalam upaya penambahan wawasan bagi pelajar maupun umum.
b.      Tempat untuk perlindungan benda-benda koleksi maupun pakai yang pernah dimiliki oleh Jenderal Sudirman.
                                                                               
5.2 Saran
Untuk Pemerintah:
1.      Petugas Pemeliharaan Museum Sasmitaloka Jenderal Sudirman untuk lebih meningkatkan lagi kinerjanya, agar Museum lebih terpelihara kebersihannya.
2.      Bisa lebih merawat dan memperkenalkan lagi kepada masyarakat Indonesia tentang tempat-tempat bersejarah.
3.      Menambah sarana dan prasarana di setiap tempat wisata.
4.      Lebih meningkatkan keamanan di sekitar tempat wisata agar pengunjung lebih merasa aman.

DAFTAR PUSTAKA



2 comments: