BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Salah satu misi
mewujudkan visi bangsa Indonesia masa depan telah termuat dalam Garis-Garis
Besar Haluan Negara yaitu mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang
demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas,
sehat, berdisiplin dan bertanggungjawab, berketerampilan serta menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia
Terlihat dengan jelas GBHN mengamanatkan arah kebijakan di bidang pendidikan
yaitu: meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan
kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi
secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti
agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan; memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun
luar sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi
keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai.
Sementara itu, UU 20
2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa Pendidikan Nasional Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Berangkat dari hal
tersebut diatas, secara formal upaya menyiapkan kondisi, sarana/prasarana,
kegiatan, pendidikan, dan kurikulum yang mengarah kepada pembentukan watak dan
budi pekerti generasi muda bangsa memiliki landasan yuridis yang kuat. Namun,
sinyal tersebut baru disadari ketika terjadi krisis akhlak yang menerpa semua
lapisan masyarakat. Tidak terkecuali juga pada anak-anak usia sekolah. Untuk
mencegah lebih parahnya krisis akhlak, kini upaya tersebut mulai dirintis
melalui pendidikan karakter bangsa. Dalam pemberian pendidikan karakter bangsa
di sekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga pendapat yang
berkembang. Pertama, bahwa pendidikan karakter bangsa diberikan berdiri sendiri
sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua, pendidikan karakter bangsa
diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn, pendidikan agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat
ketiga, pendidikan karakter bangsa terintegrasi ke dalam semua mata pelajaran.
Di sini penulis
mengacu pada pendapat yang kedua yaitu pendidikan karakter bangsa diberikan
secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn, pendidikan agama, dan mata
pelajaran lain yang relevan. Penulis mencoba untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai pendidikan karakter dalam kaitannya dengan mata pelajaran PKn
khususnya untuk anak SD. Penulis menemukan suatu permasalahan yaitu
sumbangan apa yang diberikan mata pelajaran PKn terhadap pendidikan karakter
siswa SD. Oleh karena itu, penulis ingin meneliti tentang permasalahan
tersebut. Maka dilakukanlah pengkajian tentang hal ini yang penulis rumuskan
dalam suatu makalah yang berjudul “Sumbangan PKn terhadap Pendidikan Karakter
Siswa Sekolah Dasar.”
B.
Rumusan Masalah
Dari beberapa uraian
pada latar belakang masalah di atas, penulis menemukan beberapa permasalahan
yang memerlukan pembahasan lebih mendalam, yaitu :
1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter ?
2. Seberapa penting pendidikan karakter bagi anak Sekolah
Dasar?
3. Apa saja sumbangan yang diberikan mata pelajaran PKn
terhadap pendidikan karakter siswa Sekolah Dasar?
C.
RuangLingkup
Ruang lingkup dalam
makalah ini adalah mengurai tentang mata pelajaran PKn dalam kaitannya dengan
pendidikan karakter siswa Sekolah Dasar.
D.
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini
dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi
masyarakat luas. Secara terperinci, tujuan dari penulisan adalah :
1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter.
2. Untukmengetahui seberapa
penting pendidikan karakter pada anak sekolah dasar.
3. Untuk mengetahui sumbangan-sumbangan yang diberikan
mata pelajaran PKn terhadap pendidikan karakter siswa Sekolah Dasar.
BAB II. PEMBAHASAN
Menurut Jarolimek
(1990: 53-57) dalam buku Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif
Perubahan, pendidikan karakter sering disamakan dengan pendidikan budi pekerti.
Pendidikan budi pekerti merupakan program pengajaran di sekolah yang bertujuan
mengembangkan watak atau tabiat siswa dengan cara menghayati nilai-nilai dan
keyakinan masyarakat sebagai kekuatan moral dalam hidupnya melalui kejujuran,
dapat dipercaya, disiplin, dan kerja sama yang menekankan ranah
afektif(perasaan dan sikap) tanpa meninggalkan ranah kognitif (berpikir
rasional) dan ranah skill/psikomotorik (keterampilan, terampil mengolah data,
mengemukakan pendapat, dan kerja sama). Seseorang dapat dikatakan berkarakter
atau berwatak jika telah berhasil menyerap nilai dan keyakinan yang dikehendaki
masyarakat serta digunakan sebagai kekuatan moral dalam hidupnya.
A. NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER
Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan
pendidikan budaya dan karakter bangsa yang
dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh tingkat pendidikan
di Indonesia harus menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses
pendidikannya. 18 nilai-nilai dalam pendidikan karakter menurut Diknas adalah:
1. Religius
Sikap dan perilaku
yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan
3. Toleransi
Sikap dan tindakan
yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan
orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang
menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan
melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang
telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku
yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir,
bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang
lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir,
bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat / Komunikatif
Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Damai
Sikap dan tindakan
yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat,
dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan
waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan
yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang
selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Jawab
Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),
negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
B.
PENANAMAN NILAI DI
SEKOLAH DASAR
Penanaman nilai dan
suasana bermain serta kebiasaan hidup bersama yang ada di lingkungan taman
kanak-kanak harus lebih didukung dan dikukuhkan keberadaannya pada jenjang
pendidikan Sekolah Dasar. Anak-anak harus dikondisikan dan diajak untuk melihat
dan mengalami hidup bersama yang baik dan menyenangkan. Pengalaman menyenangkan
yang dialami ini harus didasari oleh sikap dan tanggapan yang baik dari semua
pihak. Kebaikan tersebut berdasarkan nilai-nilai hidup yang telah ditanamkan
pada mereka sejak dini.
Adapun nilai-nilai
moralitas dan budi pekerti yang perlu ditanamkan pada jenjang Sekolah Dasar
menurut Paul Suparno, dkk, 2002, dalam buku Pendidikan Moral & Budi Pekerti
Dalam Perspektif Perubahan adalah sebagai berikut:
1. Religiusitas
Dalam menanamkan
nilai religiusitas pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar, kebiasaan berdoa yang
telah ditanamkan mulai TK harus tetap dijaga. Selain itu, anak-anak mulai
diperkenalkan dengan hari-hari besar agama, dan diajak untuk menjalankannya
dengan sungguh-sungguh sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing. Melalui
kegiatan mendongeng dan bercerita dapat diperkenalkan nilai-nilai agama yang
ada di Negara Indonesia tercinta ini. Anak-anak diajak untuk mengenal
bermacam-macam agama dan ditumbuhkan sikap saling menghormati satu sama lain
antarpemeluk agama yang berbeda-beda.
2. Sosialitas
Nilai sosialitas yang
ditanamkan pada anak-anak SD melalui kegiatan baris-berbaris untuk masuk kelas.
Ada beberapa anak yang tidak tertib, tidak mau berbaris, dan tidak mau masuk
sesuai urutan, tetapi nyelonong masuk begitu saja. Hal ini akan membuat suasana
gaduh karena teman-teman lain yang terlewati berteriak dan berkomentar
macam-macam. Begitu juga dalam kehidupan bersama ada aturan, tatanan yang perlu
untuk diperhatikan dan ditaati bersama agar semua dapat berjalan dengan tertib
dan baik. Melalui kegiatan ini, anak-anak sudah dibiasakan untuk hidup bersama
secara benar, baik, dan tertib.
3. Gender
Pendidikan jasmani
dan kesehatan yang dilakukan melalui kegiatan olahraga di Sekolah Dasar, pada
umumnya masih berupa olahraga dasar. Hal ini merupakan peluang dan kesempatan
terbuka untuk memberi kesempatan pada anak perempuan untuk meegikuti setiap
kegiatan olahraga yang dilaksanakan di sekolah. Selain itu pemnbentukan fisik,
olahraga dapat digunakan untuk membentuk gambaran bahwa perempuan pun dapat
mengikuti berbagai macam kegiatan olahraga, termasuk kegiatan sepak bola
sekalipun.
4. Keadilan
Pada kelas bawah
(kelas 1, 2, dan 3) jenjang pendidikan dasar, pengertian keadilan sebaiknya
lebih ditekankan pada hal-hal yang sifatnya fisik lahiriah dan kasat mata
(konkret), belum pada konsep yang luas dan mendalam. Sedangkan pada kelas
tinggi (kelas 4, 5, dan 6) jenjang pendidikan dasar, pengertian keadilan sudah
mulai pada perbedaan hakiki antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fisik
antara laki-laki dan perempuan yang menyebabkan perlakuan lahiriah yang berbeda
dipahamkan pada anak didik di jenjang kelas ini. Namun demikian, juga perlu
diimbangi pada sikap dasar dan prinsip hidup bahwa keadilan tetap berlaku pada
semua orang tanpa membedakan jenis kelamin.
5. Demokrasi
Melalui pendidikan
IPS dan PKn, nilai-nilai demokrasi dapat ditanamkan secara tepat dan akurat.
Melalui wahana bidang studi sosial tersebut penanaman jiwa dan nilai demokrasi
dapat ditumbuhkan sejak dini pada anak didik. Sikap menghargai adanya perbedaan
pendapat secara wajar, jujur dan terbuka merupakan dasar sikap demokratis yang
perlu ditanamkan pada anak didik di jenjang pendidikan dasar. Di samping itu,
anak didik juga juga perlu diajak dan dididik untuk membuat kesepahaman dan
kesepakatan bersama secara terbuka dan saling menghormati.
6. Kejujuran
Nilai dan prinsip
kejujuran dapat ditanamkan pada diri siswa dijenjang pendidikan dasar melalui
kegiatan mengoreksi hasil ulangan secara silang dalam kelas. Dalam konteks ini
peranan guru sangat penting dalam mencermati proses mengoreksi tersebut. Cara
koreksi ini bukan semata-mata untuk meringankan tugas guru atau memanfaatkan anak
untuk membantu tugas guru, melainkan bertujuan secara sungguh-sungguh untuk
menanamkan kejujuran dan tanggung jawab pada diri siswa. Setelah kegiatan
koreksi oleh siswa selesai, guru melakukan koreksi ulang pekerjaan siswa satu
per satu. Berdasarkan coretan hasil tulisan yang tertera dalam lembar jawaban
anak, akan terlihat kejujuran dari anak. Setelah itu berdasarkan hasil
pengamatannya, guru dapat menyampaikan nilai kejujuran dan tanggung jawab pada
anak dan dampaknya bagi kehidupannya kelak.
7. Kemandirian
Kegiatan
ekstrakurikuler merupakan sarana dan wadah yang tepat untuk melatih kemandirian
siswa. Melalui kegiatan ini anak dilatih dan diberi kesempatan untuk
mengeksplorasi kemampuan yang dimiliki dan mengembangkannya seoptimal mungkin.
Kegiatan pramuka yang terencana akan membuat anak senang dan terlatih untuk
dapat menyelesaikan persoalan, baik secara pribadi maupun kelompok. Anak juga
diberi kesempatan yang luas untuk dapat mengambil keputusan pribadi maupun
bersama. Kemandirian bukan berarti tidak butuh orang lain, namun justru di
dalam kebersamaan dengan orang lain.
8. Daya juang
Melalui kegiatan
olahraga, nilai daya juang anak dapat ditumbuhkan secara konkret. Pertumbuhan
fisik merupakan perkembangan proses tahap demi tahap dan untuk mencapai
perkembangan yang optimal dibutuhkan daya dan semangat juang. Selain
menumbuhkan semangat dan daya juang yang tinggi, kegiatan olahraga juga
merupakan wahana untuk mengembangkan sikap sportivitas (kejujuran) yang tinggi
pada anak. Berani bersaing secara wajar, namun juga berani untuk menerima
kekalahandan mengakui kemenanganorang lain dengan setulus hati.
9. Tanggung Jawab
Pembagian tugas piket
secara bergiliran merupakan wahana penanaman nilai akan tanggung jawab di
lingkungan kelas atau persekolahan. Kebersihan dan kenyamanan kelas bukan hanya
tugas karyawan kebersihansekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama.
Untuk ketua kelas maka keterlibatan anggota kelas sangat penting. Damlam proses
pengembangan tanggung jawab ini perhatian dan pendampingan guru sangat penting
agar apabila anak yang tidak mau bertugas segera mendapat perhatian. Demikian
juga apabila ada anak yang selalu menjadi korban kemalasan temannya dapat
dilindungi sehingga tanggung jawab dan kebersamaan dalam kelas dapat terjalin
dengan baik.
10. Penghargaan terhadap Lingkungan Alam
Pelaksanaan kerja
bakti membutuhkan perencanaan yang baik karena ada unsur penanaman nilai yang
akan disampaikan terutama berkaitan dengan tanggung jawab, kerja sama,
gotong-royong, kecintaan, serta penghargaan terhadap lingkungan alam. Selain
perencanaan yang baik, juga dibutuhkan pengamatan dalam proses pelaksanaannya
yang akan menjadi titik pijak pendampingan selanjutnya, baik secara personal,
kelompok, maupun klasikal di lingkungan sekolah dasar.
C. PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER BAGI ANAK SEKOLAH DASAR
Pendidikan karakter
pada anak Sekolah Dasar , dewasa ini sangat di perlukan di karenakan saat ini
Bangsa Indonesia sedang mengalami krisis karakter dalam diri anak bangsa.
Karakter di sini adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang
terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang , bepikir, bersikap dan
bertindak. Kebajikan tersebut berupa Sejumlah nilai moral, dan norma, seperti
jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, hormat pada orang lain, disiplin,
mandiri, kerja keras, kreatif.
Berbagai permasalahan
yang melanda bangsa belakangan ini ditengarai karena jauhnya kita dari
karakter. Jati diri bangsa seolah tercabut dari akar yang sesungguhnya. Sehingga
pendidikan karakter menjadi topik yang hangat di bicarakan belakangan
ini.Menurut Prof Suyanto Ph.D dalam web yang penulis akses, karakter adalah
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
Pembentukan karakter
merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional. Pasal I UU Sisdiknas tahun
2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak
mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak
hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau
berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang tumbuh
berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta agama.
Pendidikan
karakter di nilai sangat penting untuk di mulai pada anak usia dini atau
Sekolah Dasar karena pendidikan karakter adalah proses pendidikan yang
ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang memancarkan
akhlak mulia atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai positif dan yang seharusnya
dimiliki seseorang menurut ajaran budi pekerti yang luhur adalah amal saleh,
amanah, antisipatif, baik sangka, bekerja keras, beradab, berani berbuat benar,
berani memikul resiko, berdisiplin, berhati lapang, berhati lembut, beriman dan
bertaqwa, berinisiatif, berkemauan keras, berkepribadian, berpikiran jauh ke
depan, bersahaja, bersemangat, bersifat konstruktif, bersyukur, bertanggung
jawab, bertenggang rasa, bijaksana, cerdas, cermat, demokratis, dinamis,
efisien, empati, gigih, hemat, ikhlas, jujur, kesatria, komitmen,
kooperatif, kosmopolitan (mendunia), kreatif, kukuh hati, lugas, mandiri,
manusiawi, mawas diri, mencintai ilmu, menghargai karya orang lain, menghargai
kesehatan, menghargai pendapat orang lain, menghargai waktu, patriotik, pemaaf,
pemurah, pengabdian, berpengendalian diri, produktif, rajin, ramah, rasa indah,
rasa kasih sayang,rasa keterikatan, rasa malu, rasa memiliki, rasa percaya
diri, rela berkorban, rendah hati, sabar, semangat kebersamaan, setia, siap
mental, sikap adil, sikap hormat, sikap nalar, sikap tertib, sopan santun,
sportif, susila, taat asas, takut bersalah, tangguh, tawakal, tegar, tegas,
tekun, tepat janji, terbuka, ulet, dan sejenisnya.
Sejatinya pendidikan karakter ini memang sangat penting dimulai
sejak dini. Sebab falsafah menanam sekarang menuai hari esok adalah sebuah
proses yang harus dilakukan dalam rangka membentuk karakter anak bangsa. Pada
usia kanak-kanak atau yang biasa disebut para ahli psikologi sebagai usia emas
(golden age) terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan
potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 50 persen variabilitas
kecerdasan orang dewasa sudah terjadi ketika anak berusia empat tahun.
Peningkatan 30 persen berikutnya terjadi pada usia delapan tahun, dan 20 persen
sisanya pada pertengahan atau akhir dasawarsa kedua.
Dari sini, sudah
sepatutnya pendidikan karakter dimulai dari dalam keluarga, yang merupakan
lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak. Setelah keluarga, di dunia
pendidikan karakter ini sudah harus menjadi ajaran wajib sejak sekolah dasar.
Anak-anak
adalah generasi yang akan menentukan nasib bangsa di kemudian hari. Karakter
anak-anak yang terbentuk sejak sekarang akan sangat menentukan karakter bangsa
di kemudian hari. Karakter anak-anak akan terbentuk dengan baik, jika dalam
proses tumbuh kembang mereka mendapatkan cukup ruang untuk mengekspresikan diri
secara leluasa.
D. SUMBANGAN MATA PELAJARAN PKN TERHADAP
PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR
Dalam
kurikulum Standar Nasional PKn untuk Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan
bahwa visi PKn adalah mewujudkan proses pendidikan yang terarah pada
pengembangan kemampuan individu sehingga menjadi warga negara yang cerdas,
partisipatif, dan bertanggung jawab yang pada gilirannya mampu mendukung
berkembangnya kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara Indonesia yang
cerdas dan berbudi pekerti luhur. Sedangkan misi yang diemban mata pelajaran
PKn adalah sebagai berikut:
1. Memanfaatkan kenyataan dan
kecenderungan masyarakat yang semakin transparan, tuntutan, tuntutan kendali
mutu yang semakin mendesak dan proses demokratisasi yang semakin intens dan
meluas sebagai konteks dan orientasi pendidikan demokrasi.
2. Memanfaatkan substansi berbagai
disiplin ilmu yang relevan sebagai wahana pedagogis untuk menghasilkan dampa
instruksional dan pengiringnya wawasan, disposisi, dan keterampilan
kewarganegaraan sehingga dihasilkan desain kurikulum yang bersifat
interdisipliner.
3. Memanfaatkan berbagai konsep,
prinsip, dan prosedur pembelajaran yang memungkinkan para peserta didik mampu
belajar demokrasi dalam situasi yang demokratis.
Berdasarkan
visi dan misi tersebut, PKn bertujuan untuk mengembangkan potensi individu
warga Negara Indonesia sehingga memiliki wawasan, disposisi, dan keterampilan
kewarganegaraan yang memadai, yang memungkinkan untuk berpartisipasi secara
cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai dimensi kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara Indonesia.
Pengembangan
kemampuan atau kecerdasan warga Negara sebagai tujuan PKn akan diwujudkan
melalui pemahaman, keterampilan sosial, dan intelektual, serta partisipasi
dalam memecahkan permasalahan lingkungan. Selanjutnya, upaya pengembangan
kecerdasan warga negara sebagai tujuan PKn diorganisasi dalam kurikulum atau
GBPP yaitu Kurikulum Standar Nasional PKn untuk Pendidikan Dasar dan Menengah.
Dalam makalah ini penulis akan mengkaji tentang materi mata pelajaran PKn di
tingkat Sekolah Dasar yang kemudian akan dikaji tentang kaitannya dengan
pendidikan karakterantara lain
sebagaiberikut:
1.
MateriPKn untuk Sekolah Dasar Kelas 1
a. Berbeda
tetapi tetap satu
Di
dalamnya memuat sub bab berbeda jenis kelamin, rukun berbeda agama, dan rukun
meskipun berbeda suku bangsa.
b. Mengapa harus hidup rukun
Di
dalamnya memuat sub bab hidup rukun itu menyenangkan.
c. Menerapkan hidup rukun
Di
dalamnya memuat sub bab menerapkan hidup rukun di rumah dan menerapkan hidup
rukup di sekolah.
d. Pentingnya tata tertib
Di
dalamnya memuat sub bab penting tata tertib di rumah dan penting tata tertib di
sekolah.
e. Hak dan kewajiban di rumah
Di
dalamnya memuat sub bab hak anak di rumah dan kewajiban anak di rumah.
f. Hak dan kewajiban di sekolah
Di
dalamnya memuat sub bab hak anak di sekolah dan kewajiban anak di sekolah.
g. Aturan di lingkungan masyarakat
Di
dalamnya memuat sub bab melaksanakan aturan di sekolah dan melaksanakan aturan
di lingkungan masyarakat.
2.
MateriPKn untuk Sekolah Dasar Kelas 2
a. Hidup rukun
Di
dalamnya memuat sub bab hidup rukun di rumah, hidup rukun di sekolah, dan
pembiasaan hidup rukun.
b. Tolong-menolong
Di
dalamnya memuat sub bab arti tolong-menolong, tolong-menolong dalam kehidupan
manusia, dan contoh perilaku tolong-menolong.
c. Cinta lingkungan
Di
dalamnya memuat sub bab arti mencintai lingkungan dan memelihara lingkungan
alam.
d. Musyawarah
Di
dalamnya memuat sub bab mengenal musyawarah dan sikap dalam bermusyawarah.
e. Kejujuran
Di
dalamnya memuat sub bab jujur pada diri sendiri, jujur dalam keluarga, jujur
dalam kehidupan sehari-hari, manfaat kejujuran, dan akibat tidak jujur.
f. Kedisiplinan
Di
dalamnya memuat sub bab disiplin pribadi, disiplin di rumah, disiplin di
sekolah, dan disiplin di jalan raya.
g. Senang bekerja
Di
dalamnya memuat sub bab bekerja dalam keluarga, pekerjaan di sekolah, dan senang
bekerja di masyarakat.
3.
MateriPKn untuk Sekolah Dasar Kelas 3
a. Sumpahpemuda
Di
dalamnya memuat sub bab satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa, mengamalkan
nilai-nilai sumpah pemuda, dan contoh pengamalan nilai-nilai sumpah pemuda.
b. Norma di masyarakat
Di
dalamnya memuat sub bab mengenal norma atau aturan, contoh aturan di sekolah,
melaksanakan aturan di sekolah, contoh aturan di masyarakat, dan melaksanakan
aturan di masyarakat.
c. Harga diri
Di
dalamnya memuat sub bab pentingnya memiliki harga diri dan contoh bentuk harga
diri dan perilaku yang mencerminkan harga diri.
d. Kebanggan sebagai bangsa Indonesia
Di
dalamnya memuat sub bab kekhasan bangsa Indonesia dan bangga sebagai anak
Indonesia.
4.
MateriPKn
untuk Sekolah Dasar Kelas 4
a. Sistem pemerintahan desa dan
kecamatan
Di
dalamnya memuat sub bab pemerintah, pemerintah daerah, sistem pemerintahan
desa, dan sistem pemerintahan kecamatan.
b. Sistem pemerintahan kabupaten, kota,
dan provinsi
Di
dalamnya memuat sub bab hak dan kewajiban pemerintah daerah, peraturan daerah,
hak dan kewajiban daerah, sistem pemerintahan kabupaten, sistem pemerintahan
kota, sistem pemerintahan provinsi, dan masalah-masalah yang timbul dalam
pelaksanaan otonomi daerah.
c. Sistem pemerintahan pusat
Di
dalamnya memuat sub bab pengertian sistem pemerintahan, sistem pemerintahan
pusat, lembaga-lembaga Negara di Indonesia, dan pelaksanaan sistem pemerintahan
di Indonesia.
d. Globalisasi
Di
dalamnya memuat terjadinya globalisasi, dampak globalisasi, misi kebudayaan
Indonesia, dan menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.
5.
MateriPKnuntukSekolahDasarKelas 5
a. Keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
Di
dalamnya memuat sub bab wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, pentingnya
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan upaya menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b. Peraturan pusat dan peraturan daerah
Di
dalamnya memuat sub bab peraturan, peraturan pusat, peraturan daerah, proses
pembuatan peraturan pusat dan peraturan daerah, dan pelaksanaan peraturan
c. Kebebasan berorganisasi
Di
dalamnya memuat sub bab organisasi, organisasi di lingkungan sekolah dan
masyarakat, kebebasan berorganisasi, dan peran serta dalam organisasi di
sekolah.
d. Menghargai keputusan bersama
Di
dalamnya memuat sub bab keputusan, pengambilan keputusan, dan melaksanakan
keputusan bersama.
6.
MateriPKn untuk Sekolah Dasar Kelas 6.
a.
Nilai-nilai dalam proses perumusan
pancasila
Di
dalamnya memuat sub bab nilai juang dalam proses perumusan pancasila,
nilai-nilai kebersamaan dalam proses perumusan pancasila, dan meneladani nilai
juang para tokoh.
b.
Lembaga-lembaga Negara
Di
dalamnya memuat sub bab mengenal negara dan susunan lembaga-lembaga negara.
c.
Pemilu
dan pilkada
Di
dalamnya memuat sub bab negara demokrasi, pemilihan umum (pemilu), dan pemilihan
kepala daerah dan wakil kepala daerah.
d.
Pemerintahan
pusat dan pemerintahan daerah
Di
dalamnya memuat sub bab tujuan negara, pemerintahan pusat, pemerintahan derah,
dan hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
e.
Politik
luar negeri Indonesia dalam era globalisasi
Di
dalamnya memuat sub bab hubungan saling ketergantungan, setiap negara memiliki
kepentingan, politik luar negeri, peranan politik luar negeri Indonesia di
tingkat dunia, dan peranan departemen luar negeri.
f.
Kerja
sama negara-negara Asia Tenggara
Di
dalamnya memuat sub bab hidup bertetangga dengan negara lain, latar belang
kerja sama negara-negara Asia Tenggara, kerja sama melalui ASEAN, bentuk kerja
sama ASEAN, dan peranan Indonesia dalam lingkungan negara-negara ASEAN.
Dari
uraian di atas, maka penulis dapat mengkaji kaitannya mata pelajaran PKn dengan
pendidikan karakter. Materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran PKn
untuk Sekolah Dasar pada hakikatnya mengandung nilai-nilai pendidikan karakter.
Atau dapat dikatakan bahwa pendidikan karakter diselenggarakan secara
terintegrasi dalam mata pelajaran PKn. Di sini nilai-nilai pendidikan karakter
dipadukan ke dalam pokok bahasan dan sub pokok bahasan untuk selanjutnya
diwujudkan melalui PBM sehingga terjadi internalisasi dan personalisasi
bersamaan dengan dipahami dan dihayati serta dilaksanakannya isi PKn.
Menurut
Milan Rianto (2001) dalam buku Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam
Perspektif Perubahan, rasionalitas pendidikan budi pekerti dalam PKn
mendasarkan diri pada pokok-pokok gagasan sebagai berikut: Sistem pendidikan
nasional terselenggara dengan mengemban amanat untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan budi pekerti di sini adalah pendidikan karakter. Apabila
diperhatikan lagi, pada hakikatnya pembelajaran PKn untuk menyiapkan para siswa
kelak sebagai warga masyarakat sekaligus sebagai warga negara yang baik.
Sehubungan dengan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka pembelajaran PKn
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah secara konseptual mengandung komitmen
utama dalam pencapaian dimensi tujuan pengembangan kepribadian yang mantap dan
mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Maka dari itu,
dapat ditarik kesimpulan bahwa secara tidak langsung mata pelajaran PKn
memberikan pengaruh dan sumbangan yang sangat besar dalam pendidikan karakter
siswa.
BAB
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah yang
telah dibahas di atas, dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Pendidikan
karakter memiliki 18 nilai dan seluruh tingkat pendidikan di Indonesia harus
menyisipkan pendidikan berkarakter tersebut dalam proses pendidikannya.
2. Pendidikan karakter
memiliki peranan yang sangat penting karena pendidikan karakter adalah proses
pendidikan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai, sikap, dan perilaku yang
memancarkan akhlak mulia atau budi pekerti luhur.
3. Materi-materi yang
diajarkan dalam mata pelajaran PKn untuk Sekolah Dasar pada hakikatnya
mengandung nilai-nilai pendidikan karakter.
4. Mata pelajaran PKn memberikan
pengaruh dan sumbangan yang sangat besar dalam pendidikan karakter siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Awaludin. dkk.
2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas V. Jakarta:
Erlangga
Djuliyarsih.
dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas I. Jakarta:
Erlangga
Ningsih, Rini.
2006. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 3 SD. Bogor: Yudhistira
Ningsih, Rini.
2006. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas 4 SD. Bogor: Yudhistira
Suparna, Nana.
dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas II. Jakarta:
Erlangga
Suparna, Nana.
dkk. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD Kelas VI. Jakarta:
Erlangga
Zuriah, Nurul.
2007. Pendidikan Moral & Budi Pekerti Dalam Perspektif Perubahan.
Jakarta: PT Bumi Aksara
ebookbrowse.com”Makalah
Pentingnya Pendidikan Karakter bagi Anak SD”(online)
(http://ebookbrowse.com/makalah-pentingnya-pendidikan-karakter-bagi-anak-sd-pdf-d337153380 : diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul
20.35 WIB)
perpustakaan.kemdiknas.go.id”Pendidikan
Karakter”(online)
(http://perpustakaan.kemdiknas.go.id/download/Pendidikan%20Karakter.pdf : diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul
20.35 WIB)
rumahinspirasi.com”18
Nilai dalam Pendidikan Karakter Bangsa”(online)
(http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-pendidikan-karakter-bangsa/ : diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul
20.35 WIB)
sinaunulis.info”Pentingnya
Pendidikan Karakter bagi Anak Usia SD”(online)
(http://sinaunulis.info/2011/12/pentingnya-pendidikan-karakter-bagi-anak-usia-sd/ : diakses pada tanggal 12 Oktober 2012 pukul
20.35 WIB)
No comments:
Post a Comment