1.1 Latar Belakang
Menurut
Stoner et al. (1996:7) menyatakan
bahwa manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan
mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Menurut
Glover (dalam Alma, 2016:139), “manajemen sebagai kepandaian manusia
menganalisa, merencanakan, memotivasi, menilai dan mengawasi penggunaan secara
efektif sumber-sumber manusia dan bahan yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu.Menurut Sheldon (dalam Alma, 2016:139), “manajemen sebagai fungsi
dalam industri mengenai pelaksanaan policy
di dalam batas yang ditetapkan dalam administrasi dan lapangan kerja dalam
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sumber daya manusia dapat dibagi menjadi dua,
yaitu pengertian mikro dan pengertian makro. Pengertian sumber daya manusia
secara mikro adalah individu yang bekerja dan menjadi anggota suatu perusahaan
atau institusi dan biasa disebut sebagai pegawai, buruh, karyawan, pekerja,
tenaga kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian sumber daya manusia
secara makro adalah penduduk suatu negara yang sudah memasuki usia angkatan
kerja, baik yang belum bekerja maupun yang sudah bekerja. Secara garis besar,
pengertian sumber daya manusia adalah individu yang bekerja sebagai penggerak
suatu organisasi, baik institusi maupun perusahaan dan berfungsi sebagai asset
yang harus dilatih dan dikembangkan kemampuannya.
Menurut
Alma (2016:193), Human Resources
Management (Manajemen Sumber Daya Manusia) dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan merencanakan, mengarahkan, dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang
menyangkut pegawai, mencari pegawai, melatih atau mengorganisasikan dan
melayani mereka. Tujuan manajemen sumber daya manusia ini adalah untuk
menmcapai tujuan organisasi secara efisien dan memungkinkan pegawai menggunakan
segala kemampuannya, minatnya dan kesempatan untuk bekerja sebaik mungkin.Ini
menjadi tanggung jawab para manajer, mandor, dan supervisor dalam berbagai
lapangan operasi bisnis.Manajemen yang baik dalam sebuah perusahaan berusaha
menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat.Oleh sebab itu manajemen
berusaha mencari tenaga kerja, yang cocok dengan bidang pekerjaan, kemudian
melatih mereka, memotivasi, mengevaluasi, dan memberi kompensasi, ini adalah
merupakan penentu keberhasilan sebuah usaha.
Manajemen
merupakan sebagian dari ilmu yang jika dipraktikkan dengan benar oleh manusia
akan membawa kesejahteraan. Cabang dari ilmu manajemen sangatlah banyak, salah
satunya adalah manajemen sumber daya manusia. Manajemen sumber daya manusia
merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diketahui, bukan hanya para manajer
yang menjadi pengelola perusahaan, bahkan para mahasiswa atau pelajar
dianjurkan untuk dapat mengerti dan mempraktikkan ilmu manajemen, paling tidak
untuk diri sendiri. Menurut Alma (2016:194), menempatkan orang pada tempatnya
adalah sangat berperan dalam keberhasilan manajemen. Sebab jika menyerahkan
pekerjaan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggu sajalah kehancurannya.
Demikian pula dalam bisnis, jika ada pegawai yang tidak senang dengan pekerjaan
yang dilakukan, tidak senang dengan posisi di mana ditempatkan, maka pegawai
tersebut bukan saja tidak melakukan pekerjaan secara baik, akan tetapi pegawai
tersebut akan menjadi pengganggu karyawan yang lain. Jika seseorang sudah
ditempatkan pada pekerjaan tertentu, pegawai harus merasa dirinya diakui
keberadaannya, pegawai tersebut harus merasa puas dengan suasana kerja dan
iklim organisasi dan merasa mempunyai peluang yang baik untuk masa depan
kehidupannya, akan memperoleh kesempatan naik pangkat, dan gaji yang tinggi.
Jika pegawai tersebut merasa tidak puas, maka pegawai tersebut akan keluar dan
terpaksa diganti dengan tenaga lain dan orang ini harus dilatih atau dididik
terlebih dahulu. Ini berarti pemborosan waktu dan uang. Kesalahan yang terjadi
pada karyawan, mungkin penyebabnya bukan karena pegawai itu sendiri, tetapi
pada manajemen yang salah dalam memilih dan salah menentukan kualifikasi tenaga
yang dibutuhkan atau mungkin pegawai tersebut kurang mendapat latihan yang
diperlukan. Sekarang ini tenaga kerja adalah merupakan harta yang mahal
harganya bagi bisnis dan memaksimalkan penggunaan tenaga karyawan adalah
tanggung jawab sepenuhnya dari manajemen. Kondisi kerja yang lebih baik, upah
yang layak, membuat karyawan lebih senang, gembira dalam bekerja, loyal dan lebih
produktif. Dan hasilnya, pihak manajemen akan memperoleh keuntungan karena
produksi meningkat, dan karyawan tidak ada yang berhenti, dan bebas dari
konflik. Oleh karena itu, penyusun dalam makalah ini akan menguraikan hal-hal
yang berkaitan dengan Strategi Manajemen
Sumber Daya Manusia yang didapat dari berbagai sumber.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian yang terdapat pada latar belakang, maka dapat dibuat beberapa rumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana
sejarah perkembangan manajemen sumber daya manusia jika dilihat dari pendekatan
manajemen sumber daya manusia?
2. Apa
saja jenis-jenis manajemen sumber daya manusia atau personalia?
3. Bagaimana
proses tahapan atau strategi manajemen sumber daya manusia?
4. Bagaimana
peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
perumusan masalah di atas, penyusun dapat menjelaskan tujuan dari pembuatan
makal ini sebagai berikut.
1. Mengetahui
perkembangan manajemen sumber daya manusia jika dilihat dari pendekatan
manajemen sumber daya manusia.
2. Mengetahui
jenis-jenis manajemen sumber daya manusia atau personalia.
3. Mengetahui
proses tahapan atau strategi manajemen sumber daya manusia.
4. Mengetahui
peran dan fungsi manajemen sumber daya manusia.
1.4 Manfaat
Makalah
ini memiliki beberapa manfaat yang dapat dirasakan setelah membacanya sebagai
berikut.
1. Dapat
menambah wawasan mengenai manajemen sumber daya manusia dan dapat menggugah
para pengusaha untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam
usahanya.
2. Dapat
menambah pengetahuan bagi mahasiswa mengenai manajemen sumber daya manusia yang
merupakan salah satu materi dalam matakuliah pengantar manajemen.
3. Dapat
menambah wawasan bagi para pembaca mengenai manajemen sumber daya manusia dan
agar para pembaca dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Manajemen Sumber
Daya Manusia
Manajemen SDM timbul sebagai
masalah baru pada dasawarsa 1960-an, sedangkan personel manajemen (manajemen
kepegawaian) sudah lahir pada tahun 1940-an. Antara manajemen SDM dan manajemen
kepegawaian terdapat perbedaan antara ruang lingkup atau objeknya. Manajemen
SDM mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan, dan
perlindungan SDM baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha
sndiri. Sedangkan personel manajemen mencakup SDM, baik yang berada dalam
organisasi/perusahaan-perusahaan terutama perusahaan modern yang di kenal
dengan sector formal, umumnya pada Negara-negara yang sedang berkembang dengan laju pertumbuhan penduduk masih tinggi.
Perkembangan MSDM
didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tuntutan
daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan.Para ahli abad ke- 20
mengembangkan MSDM menjadi suatu bidang studi yang khusus mempelajari peranan
dan hubungan manusia dalam mencapai tujuan.Perkembangan MSDM didorong oleh
masalah-masalahekonomis, politik,dan sosial.
Masalah-masalah ekonomis meliputi sebagai berikut.
- Semakin terbatasnya
faktor-faktor produksi menuntut agar Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) dapat bekerja lebih
efektif dan efisien;
- Semakin disadari bahwa
Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) paling berperan dalam mewujudkan
tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat;
- Karyawan akan meningkatkan
moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerjanya jika kepuasan diperolehnya
dari pekerjaannya;
- Terjadinya persaingan yang
tajam untuk mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas diantara
perusahaan; dan
- Para karyawan semakin
menuntut keamanan ekonominya pada masa depan.
Masalah-masalah politis meliputi sebagai berikut.
- Hak asasi manusia semakin
mendapat perhatian dan kerja paksa tidak diperkenankan lagi;
- Organisasi buruh semakin
banyak dan semakin kuat mengharuskan perhatian yang lebih baik terhadap
sumber daya manusia;
- Campur tangan pemerindah
dalam mengatur perburuhan semakin banyak;
- Adanya persamaan hak dan
keadilan dalam memperoleh kesempatan kerja; dan
- Emansipasi wanita yang menuntut kesamaan hak dalam memperoleh pekerjaan.
Masalah-masalah sosial meliputi sebagai
berikut.
- Timbulnya pergeseran nilai
di dalam masyarakat akibat pendidikan dan kemajuan teknologi;
- Berkurangnya rasa kebanggan
terhadap hasil pekerjaan, akibat adanya spesialisasi pekerjaan yang
mendetail;
- Semakin banyak pekerja
wanita yang karena kodratnya perlu mendapat pengaturan dengan
perundang-undangan; dan
- Kebutuhan manusia yang
semakin beraneka ragam, material dan nonmaterial yang harus dipenuhi oleh
perusahaan.
Manajemen Sumber Daya Manusia ( MSDM ) ini akan terus berkembang sesuai
dengan kemajuan peradaban, teknologi,
dan perundang-undangan negara-negara didunia. Persaingan yang ketat di antara perusahaan dan semakin besarnya perhatian
tentang hak asasi manusia akan mendorong timbulnya pendekatan-pendekatan yang
lebih modern yang manusiawi dalam perburuhan. Pemerintahpun akan semakin besar
campur tangannya dalam mengatur sumber daya manusia untuk melindungi
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan agar tidak diperlakukan
sewenang-wenang oleh pemilik perusahaan.
2.2 Jenis-Jenis Manajemen Sumber
Daya Manusia atau Personalia
Sumber daya manusia dibagi menjadi dua,
sebagai berikut.
1.
Manusia sebagai Sumber Daya Fisik
Dengan energi yang tersimpan dalam ototnya, manusia dapat bekerja dalam
berbagai bidang, antara lain: bidang perindustrian, transportasi, perkebunan,
perikanan, perhutanan, dan peternakan.
2.
Manusia sebagai Sumber Daya Mental
Kemampuan berpikir manusia merupakan suatu sumber daya alam yang sangat
penting, karena berfikir merupakan landasan utama bagi kebudayaan. Manusia
sebagai makhluk hidup berbudaya, mampu mengolah sumber daya alam untuk
kepentingan hidupnya dan mampu mengubah keadaan sumber daya alam berkat
kemajuan ilmu dan teknologinya. Dengan akal dan budinya, manusia menggunakan
sumber daya alam dengan penuh kebijaksanaan. Oleh karena itu, manusia tidak
dilihat hanya sebagai sumber energi, tapi yang terutama ialah sebagai sumber
daya cipta (sumber daya mental) yang sangat penting bagi perkembangan
kebudayaan manusia.
Pada dasarnya, macam atau jenis
personalia dalam suatu perusahaan dibagi menjadi dua, sebagai berikut.
1. Tenaga Eksekutif
Tenaga eksekutif adalah
tenaga yang mempunyai dua tugas pokok ialah mengambil berbagai keputusan dan
melaksanakan fungsi organik manajemen.Fungsi organik adalah semua fungsi yang
mutlak harus dijalankan oleh administrasi dan manajemen. Ketidakmampuan untuk
menjalankan fungsi-fungsi itu akan mengakibatkan lambat atau cepat matinya
organisasi. Fungsi-fungsi organik administrasi dan manajemen meliputi fungsi
Perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), Pemberian motivasi
(motivating), Pengawasan (controlling), dan Penilaian (evaluating).
2. Tenaga Operatif
Tenaga operatif adalah
tenaga terampil yang menguasai bidang pekerjaannya, sehingga setiap tugas yang
dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik.Berdasarkan kemampuannya,
tenaga operatif dibedakan menjadi tiga, meliputi tenaga terampil, tenaga
setengah terampil, dan tenaga tidak terampil.
2.3
Proses Tahapan atau Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Jackson
dan Schuler (1990), perencanaan sumber daya manusia yang tepat membutuhkan
langkah-langkah tertentu berkaitan dengan aktivitas perencanaan sumber daya
manusia menuju organisasi modern.
Langkah-langkah
tersebut meliputi sebagai berikut.
a.
Pengumpulan dan
analisis data untuk meramalkan permintaan maupun persediaan sumber daya
manusia yang diekspektasikan.
b.
Bagi perencanaan
bisnis masa depan.
c.
Mengembangkan
tujuan perencanaan sumber daya manusia.
d.
Merancang dan
mengimplementasikan program-program yang dapat memudahkan organisasi untuk
pencapaian tujuan perencanaan sumber daya manusia.
Mengawasi dan mengevaluasi program-program yang berjalan.
Keempat tahap tersebut dapat diimplementasikan pada pencapaian tujuan jangka
pendek (kurang dari satu tahun), menengah (dua sampai tiga tahun), maupun
jangka panjang (lebih dari tiga tahun). Rothwell (1995) menawarkan suatu teknik
perencanaan sumber daya manusia yang meliputi tahapinvestigasi baik pada
lingkungan eksternal, internal, organisasional sebagai berikut.
a. Forecasting atau peramalan
atas ketersediaan supply dan demand.
b. Sumber daya manusia saat
ini dan masa depan.
c. Perencanaan bagi rekrumen,
pelatihan, promosi, dan lain-lain.
d. Utilasi, yang ditujukan
bagi manpower dan kemudian memberikan feedback bagi proses awal.
Secara umum, proses tahapan atau
strategi manajemen sumber daya manusia dapat dijelaskan sebagai berikut.
·
Perencanaan
Sumber Daya manusia
Perencanaan sumber daya manusia
adalah proses analisis dan identifikasi yang dilakukan organisasi terhadap
kebutuhan akan sumber daya manusia, sehingga organisasi tersebut dapat
menentukan langkah yang harus diambil guna mencapai tujuannya. Selain itu,
pentingnya diadakan perencanaan sumber daya manusia ialah organisasi akan
memiliki gambaran yang jelas akan masa depan, serta mampu mengantisipasi
kekurangan kualitas tenaga kerja yang diperlukan.
Terdapat beberapa syarat untuk
membuat sebuah perencanaan SDM yang baik sebagai berikut.
1.
Harus
mengetahui secara jelas masalah yang direncanakannya.
2.
Harus
mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang SDM dalam organisasi tersebut
secara lengkap.
3.
Mempunyai
pengalaman luas tentang analisis pekerjaan (job analysis), kondisi organisasi,
dan persediaan SDM.
4.
Harus
mampu membaca situasi SDM saat ini dan masa mendatang.
5.
Mampu
memperkirakan peningkatan SDM dan teknologi masa depan.
6.
Mengetahui
secara luas peraturan dan kebijaksanaan pemerintah, khususnya yang menyangkut
tenaga kerja.
Untuk sebuah perecanaan SDM yang
baik, diperlukan tahapan-tahapan atau langkah dasar yang harus ditempuh sebagai
berikut.
1.
Mampu
menetapkan secara jelas kualitas dan kuantitas SDM.
2.
Mengumpulkan
data dan informasi yang lengkap mengenai SDM.
3.
Mengelompokkan
data dan informasi tersebut, kemudian menganalisisnya.
4.
Menetapkan
beberapa alternatif yang kira-kira sanggup ditempuh.
5.
Memilih alternatif
terbaik dari berbagai alternatif yang ada.
6.
Menginformasikan
rencana terpilih kepada para karyawan agar direalisasikan.
·
Penarikan
Tenaga Kerja
Penarikan
tenaga kerja adalah Proses mencari, menemukan dan menarik para pelamar untuk
menjadi pegawai pada organisasi tertentu atau sebagai serangkaian aktivitas
mencari dan memikat pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keahlian dan
pengetahuan yang diperlukan guna menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam
perencanaan kepegawaian (Sulistiyani & Rosidah, 2009).
Penting
untuk mendapatkan pegawai yang baik dan memiliki komitmen tinggi kepada tugas
dan fungsi dalam organisasi.
Tujuan-tujuan
penarikan tenaga kerja sebagai berikut.
1. Alat keadilan sosial.
2. Teknik untuk memaksimalkan efisien.
3. Strategi responsivitas politik.
Program
Penarikan tenaga kerja yang baik mencakup faktor – faktor, sebagai berikut.
1. Memikat banyak pelamar yang memenuhi
persyaratan.
2. Tidak pernah mengkompromikan standar seleksi.
3. Berlangsung atas dasar yang berkesinambungan.
4. Bersifat kreatif, imajinatif, dan inovatif.
Kebijakan
penarikan tenaga kerja menggambarkan keinginan atau tujuan penarikan tenaga
kerja.Kebijakan penarikan tenaga kerja hendaknya membuat peraturan yang
menentukan, apakah pencarian pegawai akan meluas sampai diluar perusahaan,
diluar surat lamaran dan lain sebagainya.Kebijakan penarikan tenaga kerja dapat
menentukan pola yang berhubungan dengan jenis sumber tenaga kerja yang
diselidiki.
Kendala
dalam penarikan tenaga kerja meliputi hal-hal berikut.
1. Faktor-Faktor Organisasional
Kebijaksanan
tentang: Promosi dari dalam,imbalan, status kepegawaian, rencana SDM.
2. Kebiasaan Pencari Tenaga Kerja
3. Kondisi Eksternal atau lingkungan
Tingkat
pengangguran, Kedudukan organisasi pencari tenaga kerja baru, Langka tidaknya
keahlian atau ketrampilan tertentu, proyeksi angkatan kerja pada umumnya,
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan, praktik penarikan
tenaga kerja oleh organisasi-organisasi lain, tuntutan tugas yang kelak akan
dikerjakan oleh para tenaga kerja baru.
Menurut
Dale Yoder dalam Moekijat (1999), jenis – jenis sumber tenaga kerja sebagai
berikut.
1. Sumber dari dalam (inside sources).
2. Penarikan tenaga kerja oleh pegawai-pegawai
lama.
3. Pesaing-pesaing sebagai Sumber Tenaga Kerja.
4. Applicants and Waiting Lists.
5. Kantor urusan pegawai baik milik pemerintah
maupun milik swasta.
6. Serikat pekerja.
7. Kader-kader Pimpinan.
8. Orang-orang yang baru pindah dari daerah lain
dan orang-orang yang mengembara.
Penarikan
tenaga kerja dilakukan melalui beberapa cara sebagai berikut.
1. Dari dalam perusahaan itu sendiri.
2. Teman – teman pegawai perusahaan.
3. Jawatan penempatan tenaga kerja.
4. Lembaga – lembaga pendidikan.
5. Advertensi.
6. Sumber-sumber lain.
Teknik
penarikan tenaga kerja dilakukan sebagai berikut.
1.
Centralized Recruitment Technique.
2.
Decentralized Recruitment Technique.
3.
Name Request
Formulir
lamaran pekerjaan adalah catatan permanen dari kualifikasi pelamar untuk suatu
pekerjaan serta sebagai penyedia informasi yang diperlukan untuk proses
penyeleksian. Pengisian formulir lamaran pekerjaan dapat juga digunakan sebagai
alat penyaringan untuk menghasilkan penilaian umum.
·
Pelatihan
dan Pengembangan Tenaga Kerja
Latihan
diberikan baik kepada karyawan lama yang akan menduduki jabatan baru atau untuk
meningkatkan ketrampilannya, atau pun latihan untuk karyawan yang betul-betul
baru. Lama waktu latihan juga bermacam-macam tergantung pada lowongan jabatan.
Untuk bank ada karyawan yang diterima tanpa dilatih, ada yang memerlukan
latihan 1, 2, 3, 6 bulan dan bahkan satu tahun. Biasanya makin lama waktu
latihan, makin tinggi posisi jabatan yang akan didudukinya.
Latihan-latihan
ini umumnya bertujuan untuk:
1. Agar pekerjaan dapat dilakukakan dengan lebih
baik, lebih tepat, lebih efisien;
2. Terjadinya kecelakaan kerja makin berkurang;
3. Tanggungjawab dan disiplin makin meningkat; dan
4. Profesionalisasi dalam jabatan makin mantap.
Latihan
dapat dilakukan dalam bentuk On-the-Job Training (OJT), On-the-Job Learning
(OJL), Apprenticeship training, Internship training, Cross-training. OJT dan OJL
adalah training yang dilakukan sambil bekerja, di bawah pengawasan langsung
supervise dan bimbingan dari pemilik, manajer, atau pelatih khusus di bawah
seorang instruktur. Pelatihan ini dapat dilakukan secara terencana atau tidak.
OJT biasanya dilakukan dengan cara:
1. Memberi petunjuk ke karyawan apa yang harus dia
kerjakan;
2. Bagaimana cara melakukan;
3. Menunjukkan bagaimana cara kerja yang benar;
4. Membiarkan mereka bekerja di bawah pengawasan
pembvimbing;
5. Tunjukkan mereka apa yang salah dan apa yang
benar yang telah dia lakukan; dan
6. Biarkan mereka mengulangi kembali pekerjaan
itu, sampai dia terlatih.
Keuntungan
dari cara ini ialah biayanya sangat murah, dan proses produksi dapat
berlangsung terus sambil pelatihan juga berjalan lancar.
Apprenticeship
training, dapat dilakukan untuk pekerjaan yang memerlukan skill, seperti
membuat kerajinan, mereka belajar teori tentang teknik pekerjaan, dengan
mengkombinasikan pelajaran di kelas, dan praktiknya.
Intership
training, mengkombinasikan pendidikan di sekolah dengan pelatihan pekerjaan di
perusahaan.
Cross-training,
biasanya dilakukan dengan cara melatih karyawan menguasai ketrampilan bekerja
dalam berbagai bidang, atau bagian. Tujuannya untuk menghindarkan karyawan
berhenti bekerja, karena mereka sudah memiliki berbagai keahlian yang menjamin
masa depannya.
·
Pemberian
Kompensasi
Kompensasi
adalah imbalan atau balas jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawannya yang dapat dinilai dengan uang.Kompensasi atau imbalan ini termasuk
di dalamnya upah, gaji, insentif, komisi, dan sebagainya yang mengikat karyawan
sehingga karyawan mau dan senang bekerja.Kompensasi paling sedikit harus dapat
memenuhi kebutuhan minimal.Sekarang ada istilah UMR artinya upah minimum
regional yang ditetapkan oleh pemerintah yang harus dipenuhi oleh perusahaan
kepada karyawannya.Kompensasi ini harus menarik dan dapat menimbulkan
keterikatan karyawan terhadap perusahaan, harus adil, dinamis, tidak kaku,
harus dapat ditinjau kembali sesuai dengan prestasi karyawan.Kompensasi
merupakan pelaksanaan fungsi actuating dalam manajemen yaitu menggewrakkan
orang-orang agar mau bekerja sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
·
Pemeliharaan
Tenaga Kerja
Pemeliharaan
tenaga kerja (maintenance) adalah usaha mempertahankan dana atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dansikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja
produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Karyawan
adalah asset (kekayaan) utama setiap perusahaan, yang selalu ikut aktif
berperan dan paling menentukan tercapai tidaknya tujuan perusahaan. Oleh karena
itu, keamanan dan keselamatannya perlumen dapat pemeliharaan sebaik-baiknya
dari pimpinan perusahaan.Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh dari manajer.Jika pemeliharaan karyawan
kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun.
Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan,
pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan
dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya
tujuan perusahaan. Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi,
danbersikap loyal dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan
mutlak mendapat perhatian manajer.Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja
dan konsentrasi penuh terhadap pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak
diperhatikan dengan baik.
Tujuan
pemeliharaan tenaga kerja adalah:
1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja
karyawan;
2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi
karyawan;
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over
karyawan;
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan
karyawan;
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
keluarganya;
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap
karyawan;
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana
yang harmonis;
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Pemeliharaan
SDM dimaksudkan sebagai suatu kegiatan manajemen untuk mempertahankan stamina
SDM dalam melakukan pekerjaan dalam perusahaan.Dengan demikian yang
bersangkutan tidak mengalami gangguan selama melakukan tugas yang diberikan
kepadanya.
Faktor
yang mendorong perlunya perusahaan melakukan pemeliharaan sumber daya manusia
adalah:
1. Sumber daya manusia merupakan modal utama
perusahaan yang apabila tidak dipelihara dapat, menimbulkan kerugian bagi
perusahaan;
2. Sumber daya manusia adalah manusia yang biasa
yang mempunyai kelebihan,
keterbatasan, emosi dari perasaan yang mudah berubah dengan
berubah-ubahnya lingkungan sekitar;
3. Sumber daya manusia yang kurang mendapat
perhatian dan pemeliharaan perusahaan akan menimbulkan keresahan, turunnya
semangat dan kegairahan kerja, merosotnya loyalitas dan prestasi yang
bersangkutan.
Kegiatan
pemeliharaan terhadap SDM yang dilakukan perusahaan melakukan sasarn utama,
yaitu tetap bertahannya SDM dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
SDM akan terdorong tetap bekerja memberikan tenaganya, kemampuannya,
pikirannyya dan waktunya bagi perusahaan. Kegiatan pemeliharaan sumber daya
manusia secara rinci untuk:
1. Meningkatkan loyalitas SDM terhadap perusahaan;
2. Meningkatkan motivasi dan disiplin kerja;
3. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja;
4. Meningkatkan rasa aman,bangga dan ketenangan
jiwa SDM dalam melakukan pekerjaan;
5. Meningkatkan kinerja SDM;
6. Menurunkan tingkat kemangkiran SDM;
7. Menurunkan tingkat turn over SDM;
8. Menciptakan suasana hubungan kerja yang
harmonis dan kebersamaan.
Penyusunan
program kerja ini harus didasarkan pada kondisi nyata yang
terdapat dalam perusahaan dan kemungkinan masa datang yang akan dihadapi. Pada dasarnys
pemeliharaan dapat dilakukan perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Pemeliharaan SDM yang bersifat ekonomis;
2. Pemeliharaan SDM yang bersifat penyediaan
fasilitas; dan
3. Pemeliharaan SDM yang berupa pemberian
pelayanan.
2.4
Peran dan Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
A. Peran Departemen Sumber Daya Manusia
Dalam hubungannya dengan para manajer dan untuk
melaksanakan fungsi-fungsinya, departemen sumber daya manusia memiliki peran
yang diharapkan dapat membantu para manajer untuk mencapai tujuan perusahaan.
Menurut Cherrington (1995:8) peranan departemen sumber daya manusiasebagai
berikut.
a. Advisory/Counseling Role
Dalam
peran ini, departemen sumber daya manusia berperan sebagai konsultan internal
yang bertugas mengumpulkan informasi, menentukan pennasalahan, menentukan
solusi atas masalah tersebut, dan memberikan bantuan serta panduan dalam
memecahkan permasalahan sumber daya manusia yang dihadapi oleh perusahaan.
Peran departemen sumber daya manusia ini tampak dalam tanggung jawabnya mengenai
staffing, performance evaluation, program pelatihan, dan pemutusan hubungan
kerja. Dalam hal ini,departemen sumber daya manusia menyediakan masukan yang
membantu para manajer untuk mengambil keputusan.
b. Service Role
Dalam
peran ini departemen sumber daya manusia melakukan aktivitas yang memberikan
pelayanan secara langung kepada pihak manajer. Penari kan, pelatihan orientasi,
melakukan pencatatan, dan melaporkan pekerjaan merupakan contoh peranan ini.
c.
Control Role
Dalam
melaksanakan peran ini, departemen sumber daya manusia bertugas untuk
mengendalikan fungsi manajemen sumber daya manusia dalam perusahaan. Departemen
sumber daya manusia mengeluarkan kebijakan dan mengendalikan sumber daya
manusia melalui kebijakan tersebut, sehingga departemen sumber daya manusia
berperan sebagai wakil pihak top management perusahaan. Dengan adanya berbagai
peraturan, peran ini semakin penting dalam mengatur masalah keselamatan kerja,
kesempatan kerja yang sama, hubungan tenaga kerja, dan kompensasi.
B. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut
Cherrington(1995: 11), fungsi-fungsi sumber daya manusia sebagai berikut.
a.
Staffing/Employmcnt
Fungsi
ini terdiri dari tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, penarikan, dan
seleksi sumber daya manusia. Sebenamya para manajer bertanggung jawab untuk
mengantisispasi kebutuhan sumber daya manusia. Dengan semakin berkembangnya
perusahaan, para manajer menjadi lebih tergantung pada departemen sumber daya
manusia untuk mengumpulkan informasi mengenai komposisi dan keterampilan tenaga
kerja saat ini.Meskipun penarikan tenaga kerja dilakukan sepenuhnya oleh
departemen sumber daya manusia, departemen lain tetap terlibat dengan
menyediakan deskripsi dari spesifikasi pekerjaan untuk membantu proses
penarikan.Dalam proses seleksi, departemen sumber daya manusia melakukan
penyaringan melalui wawancara, tes, dan menyelidiki latar belakang pelamar.
Tanggung jawab departemen sumber daya manusia untuk pengadaan tenaga kerja ini
semakin meningkat dengan adanya hukum tentang kesempatan kerja yang sama dan
berbagai syarat yang diperlukan perusahaan.
b.
Performance Evaluation
Penilaian
kinerja sumber daya manusia merupakan tanggung jawab departemen sumber daya
manusia dan para manajer. Para manajer menanggung tanggung jawab utama untuk
mengevaluasi bawahannya dan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengembangkan bentuk penilaian kinerja yang efektif dan memastikan bahwa
penilaian kinerja tersebut dilakukan oleh seluruh bagian perusahaan.Departemen
sumber daya rnanusia juga perlu melakukan pelatihan terhadap para manajer
tentang bagaimana membuat standar kinerja yang baik dan membuat penilaian
kinerja yang akurat.
c.
Compensation
Dalam
hal kompensasi/reward dibutuhkan suatu koordinasi yang baik antara departemen
sumber daya manusia dengan para manajer. Para manajer bertanggung jawab dalam
hal kenaikan gaji, sedangkan departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengembangkan struktur gaji yang baik. Sistem kompensasi yang memerlukan
keseimbangan antara pembayaran dan manfaat yang diberikan kepada tenaga kerja.
Pembayaran meliputi gaji, bonus, insentif, dan pembagian keuntungan yang
diterima oleh karyawan. Manfaat meliputi asuransi kesehatan, asuransi jiwa,
cuti, dan sebagainya. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa kompensasi yang diberikan bersifat kompetitif diantara perusahaan yang
sejenis, adil, sesuai. dengan hukum yang berlaku (misalnya:UMR), dan memberikan
motivasi.
d.
Training and Development
Departemen
sumber daya manusia bertanggung jawab untuk membantu para manajer menjadi
pelatih dan penasehat yang baik bagi bawahannya, menciptakan program pelatihan
dan pengembangan yang efektif baik bagi karyawan baru (orientasi) maupun yang
sudah ada (pengembangan keterampilan), terlibat dalam program pelatihan dan
pengembangan tersebut, memperkirakan kebutuhan perusahaan akan program pelati
han dan pengembangan, serta mengevaluasi efektifitas progam pelatihan dan
pengembangan. Tanggung jawab departemen sumber daya manusia dalam hal ini juga
menyangkut masalah pemutusan hubungan kerja Tanggung jawab ini membantu
restrukturisasi perusahaan dan memberikan solusi terhadap konflik yang terjadi
dalam perusahaan.
e.
Employe Relations
Dalam
perusahaan yang memiliki serikat pekeja, departemen sumber daya manusia
berperan aktif dalam melakukan negosiasi dan mengurus masalah persetujuan
dengan pihak serikat pekerja. Membantu perusahaan menghadapi serikat pekerja
merupakan tanggung jawab departemen sumber daya manusia. Setelah persetujuan
disepakati, departemen sumber daya manusia membantu para manajer tentang
bagaimana mengurus persetujuan tersebut dan menghindari keluhan yang lebih
banyak. Tanggung jawab utama departernen sumber daya manusia adalah untuk
menghindari praktek-praktek yang tidak sehat (misalnya : mogok kerja, demonstrasi).
Dalam perusahaan yang tidak memiliki serikat kerja, departemen sumber daya
manusia dibutuhkan untuk terlibat dalam hubungan karyawan. Secara umum, para
karyawan tidak bergabung dengan serikat kerja jika gaji mereka cukup memadai
dan mereka percaya bahwa pihak perusahaan bertanggung jawab terhadap kebutuhan
mereka. Departemen sumber daya manusia dalam hal ini perlu memastikan apakah
para karyawan diperlakukan secara baik dan apakah ada cara yang baik dan jelas
untuk mengatasi keluhan. Setiap perusahaan, baik yang memiliki serikat pekerja
atau tidak, memerlukan suatu cara yang tegas untuk meningkatkan kedisiplinan
serta mengatasi keluhan dalam upaya mengatasi permasalahan dan melindungi
tenaga kerja.
f.
Safety and Health
Setiap
perusahaan wajib untuk memiliki dan melaksanakan program keselamatan untuk
mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan menciptakan kondisi yang sehat.
Tenaga kerja perlu diingatkan secara terus menerus tentang pentingnya
keselamatan kerja Suatu program keselamatan kerja yang efektif dapat mengurangi
jumlah kecelakaan dan meningkatkan kesehatan tenaga kerja secara umum.
Departemen sumber daya manusia mempunyai tanggung jawab utama untuk mengadakan
pelatihan tentang keselamatan kerja, mengidentifikasi dan memperbaiki kondisi yang
membahayakan tenaga kerja, dan melaporkan adanya kecelakaan kerja.
g.
Personnel Research
Dalam
usahanya untuk meningkatkan efektifitas perusahan, departemen sumber daya
manusia melakukan analisis terhadap masalah individu dan perusahaan serta
membuat perubahan yang sesuai. Masalah yang sering diperhatikan oleh departemen
sumber daya manusia adalah penyebab terjadinya ketidakhadiran dan keterlambatan
karyawan, bagaimana prosedur penarikan dan seleksi yang baik, dan penyebab
ketidakpuasan tenaga kerja. Departemen sumber daya manusia bertanggung jawab
untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang menyinggung masalah ini.
Hasilnya digunakan menilai apakah kebijakan yang sudah ada perlu diadakan
perubahan atau tidak.
BAB 3. KESIMPULAN
Menurut Stoner et al.
(1996:7) menyatakan bahwa manajemen adalah proses merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang
sudah ditetapkan. Menurut Glover (dalam Alma, 2016:139), “manajemen sebagai
kepandaian manusia menganalisa, merencanakan, memotivasi, menilai dan mengawasi
penggunaan secara efektif sumber-sumber manusia dan bahan yang digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu.
Manajemen sumber daya manusia timbul akibat masalah
baru pada tahun 1960-an, sedangkan manajemen kepegawaian lahir pada tahun
1940-an. Antara manajemen sumber daya manusia dengan manajemen kepegawaian
memiliki perbedaan pada ruang lingkup atau objeknya.Perkembangan manajemen sumber
daya manusia didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan,
dan tuntutan daya saing produksi barang dan jasa.Para ahli pada abad ke-20
berusaha mengembangkan manajemen sumber daya manusia sebagai bidang studi yang
khusus mempelajari peranan dan hubungan manusia dalam mencapai
tujuan.Perkembangan manajemen sumber daya manusia didorong oleh masalah-masalah
ekonomi, politik, dan sosial.
Jenis manajemen sumber daya manusia
atau personalia dapat dibagi menjadi dua, yaitu manusia sebagai sumber daya
fisik dan manusia sebagai sumber daya mental.Secara umum manajemen sumber daya
manusia atau personalia juga dibagi menjadi dua, yaitu sebagai tenaga eksekutif
dan sebagai tenaga operatif. Proses tahapan atau strategi manajemen sumber daya
manusia dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yang pertama membuat
perencanaan sumber daya manusia, kedua melakukan penarikan tenaga kerja, ketiga
mengadakan pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, keempat pemberian
kompensasi, dan yang kelima melakukan pemeliharaan tenaga kerja.
Manajemen sumber daya manusia
memiliki peran dan fungsi.Peran manajemen sumber daya manusia meliputi, yang
pertama sebagai konsultan internal, kedua sebagai pemberi pelayanan, dan yang
ketiga sebagai pengendali fungsi manajemen sumber daya manusia. Kemudian,
fungsi dari manajemen sumber daya manusia dapat dijelaskan sebagai berikut,
yaitu sebagai staffing/employment,
performance evaluation, compensation, training and development, employ
relations, safety and health, and personnel research.
Ilmu manajemen secara umum, dan
ilmu manajemen sumber daya manusia secara khususnya sangat memberikan manfaat
besar bagi kelangsungan hidup manusia pada zaman sekarang. Ilmu manajemen
sumber daya manusia tidak hanya dapat dipraktikkan dan diperoleh manfaatnya
ketika berada dalam perusahaan saja, akan tetapi juga bisa dalam kehidupan
sehari-hari. Tidak menutup kemungkinan bahwa ilmu manajemen secara umum dan
ilmu manajemen sumber daya manusia secara khusus akan terus mengalami perubahan
dan perkembangan seiring kebutuhan maupun permasalahan manusia yang semakin
kompleks.
DAFTAR
PUSTAKA
Universitas
Jember. 2012. Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah Edisi Ketiga. Jember: Jember University Press.
Alma,
B. 2016. Pengantar Bisnis. Bandung:
Alfabeta, CV.
http://www.ekomarwanto.com/2011/10/ringkasan-manajemen-sumber-daya-manusia.html
(diakses pada tanggal 27 Februari 2017)
http://dadangdjoko.blogspot.co.id/2014/05/pendekatan-manajemen-sdm.html
(diakses pada tanggal 27 Februari 2017)
https://madpoel.wordpress.com/2011/03/02/tahapan-perencanaan-sdm/ (diakses pada tanggal 27 Februari 2017)
http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/07/fungsi-dan-peran-manajemen-sumber-daya.html?m=1 (diakses pada tanggal 27 Februari 2017)
http://googleweblight.com/?lite_url=http://manajemenmentor.blogspot.com/2017/01/perkembangan-manajemen-sumber-daya.html?m%3D1&ei=h0VY6G5-&lc=id-ID&s=1&m=82&host=www.google.co.id&ts=1495693318&sig=ALNZjWkhILMezT62-kDl-SvWBx-5ZyXDNQALNZjWkhILMezT62-kDl-SvWBx-5ZyXDNQi (diakses pada tanggal 25 Mei 2017)
No comments:
Post a Comment